Sudah dua Minggu pembelajaran berlangsung secara jarak jauh. Berbagai metode digunakan guru sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini. Mulai Zoom hingga Quizzis dilakukan sehingga guru pun berperan aktif hanya sayang masih ada kendala untuk Zoom hanya terbatas peserta yang bisa mengikuti. Sementara Quizzis bisa diikuti semua siswa kecuali siswa yang tidak punya kuota. Begitu pula untuk Zoom kendala pula.

Di samping itu masih ada guru menggunakan metode bervariasi berupa penugasan. Pengiriman tugas melalui WA atau email .Siswa diberi tugas untuk membuat PPT , menerjemahkan, membuat makalah dan presentasi dengan menggunakan video. Hal ini ternyata siswa tanggap. Walaupun sekedar tugas mereka mengerjakan dengan baik, diberikan DL ternyata sebelumnya telah mengirimkan tugas. Memang tugas siswa tidak hanya pelajaran penulis tetapi siswa pun harus mengerjakan yang lainnya.

Dengan demikian siswa di rumahkan tidak membuat dia malas belajar tetapi tetap seperti di sekolah. Tatap muka walau hanya melalui layar HP atau leptop. Kesehatan terus dipantau setiap wali kelas. Begitu pula penulis sebagai guru melakukan absensi KIMOB , saat sore untuk pulang, melaporkan kesehatan, melaporkan segala aktivitas dengan siswa walau jarak jauh tetap terencana . Dengan demikian pengemasan Pembelajaran Jarak Jauh terarah walau ada kendala karena berhubungan dengan internet jika kuota tidak ada , sinyal kurang bagus, data terlalu banyak sehingga mengganggu proses pembelajaran jarak jauh. Andai dari Pemerintah ada gratis kuota untuk siswa yakin siswa akan lebih antusias dan dapat mengerjakan penugasannya dengan baik.

Bogor, 05 April 2020