Neneng Tuti Yuniarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KIDUNG PAGI SENDU

KIDUNG PAGI SENDU

Menjelang Minggu ke empat Corona merambah negeri ini, berguguran ke bumi pahlawan yang berjuang demi menyelematkan satu nyawa walau nyawa adalah tarohannya. Dengan ukuran tangan iklas menyambut korban yang terus berdatangan hingga akhirnya satu persatu gugur dalam tugas. Betapa sedih gugur karena kekejaman Corona. Iringan duka dan taburan bunga terakhir mengantarkan ke peristirahatan terakhir.

" Selamat jalan garda terdepan!"

Lalu sekarang ada yang menghebohkan . " Pelarangan pemakaman perawat, sementara dia gugur karena telah menyelamatkan nyawa . Dia berada diantara orang-orang yang berawal seperti kalian. Hidup di tengah masyarakat. Namun betapa tega menghadang pemakaman alasan takut tertular. Andai terjadi pada saudara kalian bagaimana?".Miris semua hanya dipandang sebelah mata tanpa melihat betapa besar jasa mereka untuk kalian. Mereka menolong iklas tanpa melihat lagi status,kedudukan, derajat semua dianggap sama orang yang harus segera ditolong.

Andai diantara kalian ,ada yang terkenal Corona,wajib segera ditolong. Apakah mereka diam. Menolak seperti kalian. Tentu tidak segera ditolong walau nyawa taruhannya. Sementara keluarga di rumah was-was waspada,dilanda ketakutan, kematian seakan dekat . Hanya doa untuk keselamatan. Tangisan mengiringi dalam langkah menuju tempat tugas. Penantian demi penantian dilalui dalam kebimbangan. Yang ditakutkan pulang tinggal nama.

Sekarang terjadi pulang tinggal nama meninggalkan keluarga yang dicintai. Betapa sedih . Belum selesai duka karena kehilangan orang yang dicintai. Saat pemakaman mendapat penolakan dari warga. Ya Allah Ya Robi sesungguhnya jasad tidak berdosa.Melainkan sangat berjasa. Dia gugur di medan juang melawan Corona. Penulis sedih menyatakan duka yang teramat dalam. Namun Allah Ya Robi Maha Penyayang ternyata mendapat tempat yang lebih baik. Itulah janji Allah Ya Robi bagi hambanya yang sabar. Kebaikan perawat selama ini dibalas Allah Ya Robi disaat akhir hidupnya,namanya pun harum. Kidung pagi terdengar sendu.

Bogor, 11 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semua kebaikan takkan hilan&..Allah mh menyaksikan.. Mantap Bu

11 Apr
Balas

Semoga husnul khotimah

11 Apr
Balas

Mudah mudan syahid ya Allah

11 Apr
Balas

Selamat jalan pejuang kesehatan, semoga Allah meridhoimu disisiNya,,aamiin

12 Apr
Balas



search

New Post