Ulat Bulu di Daun Melati
Pulang ke rumah setelah menemani anak- anak di sekolah dengan berbagai macam karakter yang cukup membuat lelah adalah menikmati hobi. Waktu senggang yang berharga aku nikmati dengan sebaik- baiknya. Duuuh, senangnya bisa melepas lelah.
Sesampai di rumah, aku mengganti pakaian dengan baju rumahan. Daster batik andalan nyaman digunakan.
“Bibi, ke halaman yuk,”kataku kepada asisten rumah tangga di rumah.
“Iya bu,” jawabnya.
Hobiku menanam tanaman. Dari tanaman buah sampai berbagai macam tanaman hias ada di halaman rumah. Berbagai tanaman buah seperti delima, belimbing wuluh, nam nam, dan asam manis dari Thailand ada di halamanku. Begitu pula tanaman hias seperti bunoka, kemuning, melati, mawar.
Berbagai macam jenis rimpang juga tumbuh dengan subur. Ada jahe, kunyit, lengkuas, kencur, temu mangga, temu hitam, temu giring dan lain sebagainya. Aku menyebut kediaman kami adalah rumah kebun.
Setiap hari sepulang aktifitas mengajar aku biasa melihat tanaman kesayangan. Kalau ada daun yang menguning, aku buang, kalau ada ulat bulu atau belalang pengganggu, juga aku singkirkan. Begitupula kalau ada tanaman yang kurang subur, aku ganti medianya atau di beri pupuk supaya subur.
“Ada ulat bulu dipohon melati bu!” teriak asisten rumah tangga kepadaku.
“Dibuang saja Bi,” balas aku kepada Bibi.
“Aduh…,saya jijik Bu,”jawab Bibi kepadaku.
Akhirnya aku yang membuang ulat bulu yang ada di daun melati tersebut. Biasa saja, tidak takut atau jijik seperti asisten rumah tanggaku tadi. Bagi pecinta tanaman, ulat bulu, belalang dan serangga pengganggu tanaman lainnya, memang harus disingkirkan karena akan merusak tanaman.
Sebaliknya, hewan penyubur tanaman seperti cacing tanah, akan aku kumpulkan. Biasanya aku mengumpulkan anak- anak di sekitar rumah, untuk berburu cacing tanah.
Cacing membantu membangun struktur tanah yang bagus bagi tanaman. Hewan ini membuat lubang di dalam tanah hingga mencapai akar tanaman. Selain itu kotoran cacing tanah juga mengandung unsur hara yang membuat tanaman menjadi subur. Biasanya cacing tanah melimpah dimusim penghujan.
“ Tolong ambilkan gunting ya Bi,”kataku kepada asisten rumah tangga yang sudah menemani kami selama lima belas tahun. Aku sudah menganggap Bibi seperti keluarga sendiri. Dia ramah, baik dan ringan tangan. Selalu siap menolong ketika kami membutuhkan bantuan.
“Baik Bu,” jawabnya, lalu bergegas berjalan menuju dapur.
Alat- alat yang biasa aku gunakan untuk merawat tanaman ada di laci di lemari dapur. Bibi memberikan gunting sambil bertanya kepadaku.
“Kenapa sih, Ibu suka banget dengan tanaman?” tanya Bibi kepadaku.
Aku bertanya dalam hati, berfikir untuk menjawab pertanyaan Bibi.
Teringat almarhum ayah yang hobi menanam tanaman buah. Bermacam- macam tanaman buah ada di kebun belakang rumah. Berbagai macam jenis pohon durian, rambutan, salak, kecapi, kedondong, nangka, sampai pohon gandaria di tanam di kebun belakang rumah.
Bapakku seorang Pegawai Negeri Sipil, menjabat sebagai kepala KUA. Di tengah- tengah kesibukannya menikahkan orang, beliau menggunakan waktu luangnya untuk menanam aneka macam tanaman buah.
“Hobi ini menurun dari ayah Bi,” jawabku setelah mengingat almarhum ayah.
Ayah tidak pernah mengajak aku bercocok tanam, aku hanya menikmati hasil tanaman ayah,tapi ternyata hobi ini menurun kepadaku.
Menanam membuat aku merasa hidup. Bukan hanya membuat hidup jadi lebih bergairah, tapi juga hobi ini sudah menjadi terapi. Buat aku, tanaman itu adalah stress relief (penghilang stress). Bila ada masalah dalam kehidupan sehari- hari, aku biasa mendinginkan kepala dengan merawat, atau hanya memandang tanaman kesayangan yang hijau dan asri. Melihat tanaman membuat aku merasa tenang dan membuat hati lega.
Aku mengoleksi berbagai macam jenis tanaman hias di halaman rumah. Ada melati, mawar, anthurium, wijaya kusuma,kemuning, nusa indah, asoka, kamboja, berbagai macam jenis kadaka, lidah buaya, lidah mertua dan berbagai macam jenis tanaman hias lainnya.
Tanaman hias tak hanya indah dipandang mata,tetapi juga banyak gunanya. Beberapa jenis tanaman hias berfungsi sebagai pembersih udara, seperti tanaman lidah mertua.Ada juga yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan.Seperti lidah buaya untuk menghaluskan kulit wajah, Bunga kemuning dan kenanga untuk menghilangkan bau badan. Menanam juga bisa membuat tubuhku lebih segar.
Aku juga menanam berbagai macam jenis tanaman obat. Pohon beluntas, herbal yang bermanfaat untuk menghilangkan bau badan, mengurangi pegal linu, mengatasi nyeri haid. dan mengobati pengeroposan tulang dan gigi berlubang.
Ada juga pohon sirsak, untuk mengobati kista, mengurangi pegal linu dan meningkatkan kesuburan wanita. Aku menanam pohon sirsak Karena anjuran dari dokter kandungan ketika kontrol mengobati kista yang aku derita.
“Selain kontrol ke dokter, Ibu juga konsumsi rebusan air daun sirsak yaa,”kata dokter kepadaku.
“Ya dokter,” jawabku tanpa bertanya lebih jauh.
Aku mencari referensi dari internet manfaat daun sirsak. Ternyata manfaatnya memang sangat banyak bagi kesehatan.
“Minta daun sirih Bu Haji,” kata Bu Lina tetangga rumahku.
“Ambil saja Bu,” kataku kepada Bu Lina.
Tanaman sirih,daun saga,dan daun cincau, aku tanam di halaman rumah. Tetangga sekitar rumah dan teman- teman kantor biasa meminta tanaman obat kepadaku.
Kalau ada tetangga dan teman-temna yang meminta tanaman, untuk dikonsumsi sebagai obat atau untuk ditanam, aku dengan senang hati memberikannya. Karena ini merupakan sedekah.
Ada Hadist Nabi tentang menanam pohon itu sedekah.
Dari sahabat Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menanam tetumbuhan kemudian burung, manusia, dan hewan ternak memakan buah- buahan dari pohon yang dia tanam kecuali hal tersebut sedekah baginya”(HR. Bukhari).
Imam Muslim juga meriwayatkan dalam Hadist dari Jabir bin Abdullah bahwasanya Rosulullah SAW pernah bersabda. “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali yang dimakan darinya merupakan sedekah, apa yang dicuri darinya merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh binatang buas merupakan sedekah,apa yang dimakan oleh burung merupakan sedekah,dan apa yang diambil oleh orang lain juga merupakan sedekah.”
Betapa besar manfaat menanam pohon ini, tidak hanya untuk menenangkan hati tapi juga tabungan untuk akhirat kelak. Aku semakin senang dengan hobi menanam.Yuuk, menanam pohon. Untuk kesenangan dunia dan akhirat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah, keren banget tulisannya.
Mks bu Yetti
Masya Allah...Tulisan Kereeen...Isinya juga keren...Lanjuuut...Salam kenal, Bu. Saya juga pecinta tanaman, sayang halaman rumah tidak luas. Jadi sekedarnya saja. Hobi saya jiga nurun dari ayah.
Hobi kita sama yaa, salaam kenal
Keren Bu Neneng.... Pergantian suasana dalam cerita rapi.....
Mks Oni, tambah semangat nie
Mantul bu haji. Artisnya cantik bener
Hehe artis dadakan thanks dear
Terkesan dgn hadist2 nya jg. Tapi sprtinya aku tdk bs memberikan sedekah itu. Soalnya suka takut dgn penghuni2 yg ada d tanaman, terutama cacing, ulat & sejenisnya. Bu haji sama dgn emak nalti, klw sdh nanam2, sampe duduk ngelesor dia di tanah, tapi kok ga nurun ke anaknya ya. Btw nalti slh satu yg dpt shodaqoh dr bu hji. Bsk2 minta lg ya bu. Tks b4.
Dengan senang hati
Mks Bu
Subhanalloh bu haji Neneng tulisannya menginsfirasi kereen