Tantangan Pembelajaran Daring

Aku buru- buru sarapan, lalu siap- siap berangkat ke sekolah. Hari ini ada pelatihan menggunakan aplikasi baru, Microsoft teams namanya. Semangat belajar menggebu walaupun karena factor usia daya tangkap agak melemah. Hehe factor “U” memang tidak bisa dibohongi.

Biasanya sarapan Bersama suami, tapi kali ini aku sarapan sendiri. Aku izin kepada suami untuk sarapan lebih dahulu.

“Aku sarapan duluan ya Pah,” kataku kepada suami.

“Mau ada acara ya ?” Suami bertanya kepadaku.

Suamiku sudah mengerti, kalau aku sarapan lebih awal biasanya ada acara yang harus aku hadiri.

“Ya, ada pelatihan,” kataku menjawab pertanyaannya.

Buat aku belajar adalah ibadah. Allah akan meninggikan derajat orang yang menuntut ilmu. Aku menikmati prosesnya, cinta terhadap ilmu pengetahuan adalah kuncinya. Kemahiran dalam megaplikasikannya adalah sebuah bonus.

Beberapa aplikasi online sudah aku gunakan. Dari google classroom, zoom, dan sekarang Microsoft teams. Semua aplikasi ini sebagai media pembelajaran selama mengajar daring dari rumah dan sekolah.

Laptopku sampai error. Aku bawa  ke tempat service laptop, tapi ternyata tidak bisa dibetulkan.

“Di lem biru aja Bu” kata tukang service kepadaku.

“Tidak bisa diperbaiki,” katanya melanjutkan.

Dengan terpaksa aku membeli laptop baru karena laptop yang lama tidak bisa diperbaiki. Tantangan pembelajaran jarak jauh, laptop sampai rusak.

Metode pembelajaran daring atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) memberi kesan tersendiri bagi guru.

Dituntut Inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran, sehingga murid tidak hanya mengerjakan tugas akademis, namun juga melakukan kegiatan yang menyenangkan agar keinginginan belajar murid tetap tinggi dan tidak membosankan.

Menyiapkan materi PJJ tidak mudah. Membutuhkan Kerjasama dari berbagai pihak di sekolah. Kerjasama antara guru, pihak kurikulum, dam team “IT” (Informasi Teknologi) sangat diperlukan.

Sesampainya di sekolah aku dekati team IT. Anak- anak muda milenial yang mahir dalam menggunakan berbagai macam aplikasi. Guru- guru kolonial seperti aku perlu pendampingan dari guru- guru zaman now, guru- guru milenial.

Belajar lagi, belajar terus, tetap semangat, aku tekadkan dalam hati. Terima kasih guru- guru muda yang dengan sabar mendampingi belajar guru- guru senior. Aku menyebutnya guru senior, hehe padahal itu kata halus dari tua.

Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh di masa pandemi tidak mudah, perlu kolaborasi atau Kerjasama dari sekolah, guru, orang tua siswa, dan murid itu sendiri. 

Pembelajaran yang bermutu melalui pengalaman belajar yang bermakna yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak didik perlu terus digali. Keterbatasan jarak semoga tidak menghalangi tujuan mulia Pendidikan.

Tips jitu dari harian kompas.com. sebagai berikut :

1. Lakukan pengumpulan informasi terlebih dahulu mengenai kesiapan orang tua.

2. Sediakan waktu berbincang bebas dengan orang tua dan murid.

3. Merperkirakan durasi pengerjaan tugas yang akan diberikan.

4. Membangun kesepakatan dengan orang tua.

5. Menyiapkan aktifitas dan tugas belajar yang memadukan tujuan kurikulum , minat murid, dan isu yang sedang hangat dibicarakan.

Bertemu Kembali dengan anak- anak walaupun dari jarak jauh membuat hati senang. Anak- anak juga senang bertemu dengan gurunya.

“Ibu I miss You…” terharu mendengar ucapan anak- anak.

“I miss You too dear… “ Kataku menjawab ucapan anak- anak.

Anak- anak murid sudah bosan belajar di rumah. Mereka rindu dengan gurunya, sudah rindu dengan teman- temannya. Semoga pandemic ini segera berakhir, kita bisa bertemu lagi dalam keadaan sehat.