Neneng Susilawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bermimpilah...Allah yang mewujudkannya

Bermimpilah...Allah yang mewujudkannya

Bermimpilah…Allah yang mewujudkannya…

Wajah- wajah ceria memasuki sekolah dengan mata yang berbinar. Anak- anak Bahagia berada di sekolah. Yanda dan Bunda guru menyambut kedatangan mereka dengan senyum yang ramah. Anak- anak memanggil Bapak Guru dengan sebutan Yanda, penggalan dari kata ayahanda , dan Bunda untuk Ibu guru.

“Assalamu alaikum Azkia,” Bunda Guru menyambut dengan ucapan salaam kepada Azkia.

“Wa alaikum salaam,” jawab Azkia dengan senyum manisnya.

“Apa khabar Azkia?” Bunda Guru melanjutkan menyapa Azkia.

Menurut Ruang Guru Paud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Guru merupakan orang tua anak di sekolah. Tugas mereka adalah mendorong serta mengembangkan potensi dan kemauan anak, agar semakin maksimal. Selain itu tugas guru adalah mengembangkan karakter baik. Untuk dapat mencapainya, diperlukan positif bonding antara keduanya. Salah satunya adalah dengan cara menyambut siswa di sekolah.

Yanda dan Bunda Guru biasanya sudah berada di sekolah pada pukul 06.30 pagi. Tiba di sekolah langsung finger print untuk absen kehadiran. Para guru kemudian melakukan kegiatan menyambut anak- anak. Kegiatan awal di pagi hari ini sebagai pembiasaan dan keteladanan yang baik, yaitu salam pagi. Anak- anak merasa senang disambut Yanda dan Bunda guru dengan wajah yang ramah.

Kegiatan tersebut sebagai bentuk pembentukan karakter dan nilai- nilai kehidupan ananda dan juga sebagai bentuk excellent service bagi orang tua siswa yang telah mempercayakan pendidikan putra- putrinya di Sekolah Islam Bina Cendekia, sehingga orang tua merasa aman dan nyaman menitipkan Ananda di sekolah.

Office boy datang lebih pagi, jam 05.30 sudah berada di sekolah. Mereka membersihkan taman bermain yang cukup luas, menyapu dan mengepel laintai dengan campuran cairan pembersih lantai dan tambahan air rebusan daun sirih sebagai anti kuman dan anti bakteri alami.

Pohon sirih sudah merambat sampai keatas atap saung, tumbuh sangat subur. Halaman bermain yang luas sangat rimbun, hijau dengan aneka tanaman obat dan buah. Pekarangan yang bersih aman dan nyaman untuk tempat bermain anak- anak. Kolam renang dengan air yang jernih, tampak kebiruan menambah asri suasana sekolah. Sekolah sehat, bersih dan hijau menjadi visi Sekolah Islam Bina Cendekia.

Anak- anak sudah berdatangan mulai jam 06.30 pagi, mereka senang berada di sekolah. Sekolah sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang berperan dalam pembentukan karakter generasi bangsa yang unggul dan berakhlak mulia. Pendidikan karakter merupakan pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak- anak. Kegiatan karakter dapat ditumbuhkan melalui kegiatan pembiasaan dan keteladanan (Rebublika.Co.Id)

Kegiatan menyambut anak di pagi hari merupakan kegiatan rutin dan sudah terjadwal bagi para guru dan kepala sekolah yang telah ditugaskan. Yanda dan Bunda guru menunggu kedatangan siswa di beranda sekolah mulai pukul 6.30 sampai 7.00 pagi untuk SD, dan jam 6.30 sampai 7.30 pagi untuk TK. Siswa yang datang diantarkan oleh orang tua atau saudara langsung menghampiri guru untuk mengucapkan salam, berjabat tangan dan menulis absen kehadiran. Anak- anak menulis kehadiran dan jam kedatangan di buku besar.

Sebelum pandemi siswa berjabat tangan, biasanya dengan mencium tangan tanda hormat. Mencium tangan tidak hanya kepada para guru, tetapi juga dengan seluruh stakeholder yang berada di sekolah termasuk tenaga kependidikan dan tenaga pendukung.

Para guru memberikan semangat dan kata- kata yang berisi motivasi agar siswa memulai sekolah dengan perasaan Bahagia dan antusias. Komunikasi yang terjalin baik antar murid dan guru membuat anak merasa dekat dan akrab dengan yanda dan Bunda Guru di sekolah.

3 S: senyum, salam dan sapa yang dibiasakan dalam kegiatan pagi hari membuat bounding (menyatu ) antara guru dan murid. Suasana akrab yang tercipta membuat kondusif kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Kelas kecil dengan jumlah murid dua belas anak dalam satu kelas membuat observasi individual setiap anak maksimal. Menurut pendapat Rhenald Kasali, dalam buku sentra Para guru teliti mengamati tahap perkembangan anak didik, lalu Menyusun skema pembelajaran yang tepat untuk masing- masing anak. Jadi tidak bisa anak- anak dalam satu kelas mendapat treatment yang sama, karena memang masing- masing anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda.

Semua ilmu pengetahuan tidak diajarkan pada mereka, tetapi ditemukan sendiri oleh anak- anak melalui pengalaman bermainnya dan kerja proyek yang direncanakan gurunya (Jean Piaget) diterapkan di Sekolah Islam Bina Cendekia.

Aku memberi nama sekolah Islam Bina Cendekia karena terispirasi dari sekolah MAN Insan Cendekia Serpong.

Saat itu ada rapat kerja tahunan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tangsel berlokasi di Sekolah MAN Insan Cendekia Serpong.

“Assalamu alaikum,” sapa seorang siswi berjilbab dihadapanku.

“Wa alaiku salaam,” ujarku menjawab salamnya.

Senyumnya yang ramah penuh persaudaraan, membuat aku kagum. Anak- anak remaja cerdas dengan IQ diatas rata- rata tidak sombong, sangat sopan, masya Allah…sangat menyejukkan.

Rapat Kerja berlangsung selama tiga hari. Anak- anak yang berlalu Lalang penuh senyum dan sapa dengan salam, berkesan sangat mendalam dalam lubuk hati. Sekolah ini salah satu sekolah terbaik di Indonesia.

Para pelajar dengan seragam putih abu- abu tersenyum ramah, sambil menebarkan salaam persaudaraan, santun, membuat kagum.

Waktu sholat zuhur tiba. Aku bergegas menuju masjid. Di dalam masjid anak- anak sudah duduk dengan tertib. Tidak ada suara gaduh “khas remaja”. Masuk masjid, memakai mukena, zikir, tidak ada yang ngobrol, bicara yang tidak perlu, tidak pada tempatnya.

Lulusannya banyak mendapat beasiswa, di universitas terkemuka. Hampir 100 persen lulusan di terima di universitas terbaik di dalam dan luar negeri. Anak- anak mempunyai kemampuan kognitif yang sangat baik dengan karakter yang islami, subhanAllah.

Selesai sholat zuhur aku masih termenung membayangkan kelak ada anak atau cucu bisa bersekolah disini.

Rapat kerja usai menjelang sore, aku pulang dengan perasaan yang sangat berkesan dengan sikap pelajar yang santun.

Kenangan itu sangat membekas, berkesan dalam pikiranku. Beberapa tahun kemudian ketika Allah memberikan kemampuan mendirikan Lembaga pendidikan, nama Cendekia aku gunakan. Di Serpong ada sekolah terbaik bernama Insan Cendekia, di Pamulang ada Sekolah Islam Bina Cendekia, semoga bisa menjadi sekolah terbaik di Indonesia dan kelak anak- anak sholeh dan sholehah pemimpin bangsa akan lahir dari sekolah ini.

Aku juga teringat ketika mengambil kuliah S 2 jurusan Management Pendidikan. Dalam hati aku bermimpi, siapa tahu suatu saat punya Lembaga Pendidikan, sudah ada bekal ilmu pengetahuan.

Hari sabtu dan minggu sekolah tempat aku mengajar libur. Aku gunakan waktu luang untuk menambah pengetahuan dan menambah wawasan. Aku luangkan waktu untuk melanjutkan pendidikan.

“‘Waah… mau jadi kepala sekolah yaa,” ujar seorang teman kepadaku.

“Mau punya sekolah,”Jawabku sambal lalu.

Ternyata beberapa tahun kemudian Allah mengabulkan keinginan, mewujudkan mimpi, subhanAllah…

Aku teringat Hadist Nabi Muhammad SAW. Dari Abu Hurairoh RA, dia berkata,”Rasulullah bersabda, sesungguhnya Allah berkata: “Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku (HR Muslim).

Hadist ini mengajarka kepada kita untuk berfikir positif dalam segala hal. Semua kejadian sepenuhnya dalam genggaman Allah dan terjadi karena seizin-Nya.

Masih membekas dalam ingatan, ketika proses pembelian lahan TK Bina Cendekia. Awalnya kami berencana membuka sekolah di Perumahan Serpong Green Park. Ada rumah tipe 70 yang terletak dekat fasilitas umum yang dilengkapi dengan kolam renang dan masjid komplek.

Menjelang tahun ajaran baru di bulan Maret 2010 saya menyiapkan alat- alat dan kebutuhan pembukaan sekolah. Sambil observasi ke beberapa sekolah. Yang pertama kami kunjungi Sekolah Cikal, yang berlokasi di daerah BSD. Aku juga observasi ke sekolah katolik terbaik di Serpong. Buat saya belajar itu bisa kemana saja. Ada ungkapan “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”. Ini menekankan betapa pentingnya menuntut ilmu, kemanapun pergi belajarnya, ambil yang baiknya. Kemudian melanjutkan ke beberapa sekolah lainnya di lingkungan Tangerang Selatan.

Menjelang pembukaan sekolah baru, aku berkunjung kepada pemilik perumahan Serpong Green Park ditemani suami untuk meminta izin akan mendirikan TK di perumahan tersebut, ternyata pemilik perumahan sudah ada rencana untuk mendirikan TK di lokasi masjid. Beliau beniat akan menginfakkan seluruh pemasukan TK untuk kemakmuran masjid, kami malah diminta untuk menjadi pengurusnya.

Aku kagum dan mendukung rencana mulia tersebut. Akhirnya rencana awal mendirikan TK di perumahan Serpong Green Park gagal. Kami mencari lahan yang baru.

Sepanjang jalan perjalanan pulang dari perumahan Serpong Green Park kami mencari lahan yang bisa dijadikan sekolah. Di daerah Kedaung Pamulang ada rumah besar 2 lantai dengan plang “dijual”.

Rumah dengan luas tanah 1250 M2 ternyata sudah lama hendak dijual, 6 tahun dipasarkan belum terjual. Harga pasaran per meter dua juta rupiah, karena sudah lama belum ada yang cocok, kepada kami ditawarkan menjadi satu juta rupiah. Rumah kokoh 2 lantai, dengan luas bangunan lima ratus meter menjadi bonusnya, subhanAllah… kalau Allah berkehendak, “kun fayakun”, apapun bisa terjadi.

Mulailah kami bersih- bersih gedung dua lantai yang sudah 6 tahun kosong, terbengkalai. Kalender usang yang sudah 6 tahun yang lalu masih menempel di dinding. Ilalang di halaman sudah setinggi 2 meter. Aneka tumbuhan liar tumbuh subur di halaman.

Orang sekitar menyebutnya “rumah angker” karena rumah kosong tidak berpenghuni. Mereka akan “lari” bila melewati rumah angker tersebut.

Rumah angker sekarang sudah menjadi sekolah Islam Bina Cendekia. Tiap pagi lantunan asmaul husna dan zikir meyinari hati semua siswa- dan siswi. Masyarakat sekitar senang, karena rumah yang dahulu angker sekarang menjadi tempat belajar menuntut ilmu. Setiap bulan ramadhan murid- murid berbagi kepada warga sekitar yang kurang mampu dan anak- anak yatim. Hubungan harmonis yang terjalin dengan warga sekitar, membuat sekolah menjadi aman dan nyaman.

Beberapa tahun kemudian lulusan TK memerlukan kelanjutan Pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar. Dengan izin Allah kami bisa membeli sebidang tanah, dengan luas 1100 M2 yang berlokasi di sebelah TK Bina Cendekia. Ada orang baik hati yang menjual lahannya dengan cicilan, semampu kami, alhamdulillah.

Aku teringat wajah tegar Ibu dengan sorot mata penuh semangat yang selalu membuat aku takjub. Wanita yang tidak mengenyam pendidikan formal walau hanya Sekolah Dasar tapi mempunyai cita- cita yang luar biasa mulia. Ibunda ingin ada diatara putra- putrinya mempunya Lembaga Pendidikan yang maju dengan kualitas terbaik, subhanAllah, keinginan yang luhur.

Sekolah Islam Bina Cendekia adalah hadiah indah buat almarhumah ibunda. Sebagai bakti anak mewujudkan keinginan orang tua. Semoga ibunda tenang dan Bahagia disana.

Perjalanan masih Panjang, perlu tekad kuat untuk menjadi lebih baik. Saya yang “nekad” masih terus bermimpi dengan harapan- harapan indah, biarlah Allah yang mewujudkannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post