Neneng Darlis

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara Rindu dan Menunggu

Antara Rindu dan Menunggu

Risau dan galau...

Itulah perasaan yang berkecamuk di hati ku. Berharap kegiatan dalam rangka memperoleh penghargaan atas prestasi tahun lalu. Namun apa dayaku. Nasibku terkatung-katung di antara berangkat dan memperoleh ilmu dan membuat buku. Itu tugasku, sampai deadline 1 Juli harus siap satu buku.

Dua hari pelatihan literasi guru. Kuterima kabar abu-abu. Keberangkatan ke negri Sakura itu haru menunggu jadwal baru.

Kesal rasa hatiku.

Aku sudah pamit dari rumah, sekolah, dinas, dan tetanggaku. Sudah kubawa perlengkapan dan bekal untuk 3 minggu. Dimana aku harus menunggu? Menunggu jadwal yang masih kelabu. Ingin pulang ke rumah rasa malu. Tidak pulang hatiku rindu.

Kuhubungi keluargaku yang senantiasa menunggu. Telpon dijawab Habibie putra sulungku. Terdengar suara di seberang, tertahan menahan pilu. Akhirnya pecah tangisan sendu. Ia menangis tersedu sambil berucap padaku,"Kapan mama pulang? Habibie rindu." ucapnya terbata-bata menusuk kalbu.

Mendengar suara itu, hatiku ikut pilu. Dengan sekuat hati kubendung air mata yang mulai berlinang di mataku. Tapi aku harus tegar selalu.

Setelah selesai ku hubungi anakku. Ada sesuatu yang berkecamuk di benakku. Rasa rindu keluarga makin menggebu. Walaupun baru 4 hari berlalu. Ingin rasanya ku pulang untuk bertemu.

Keberangkatan belum tentu. Kuberanikan diri untuk menelpon panitia keberangkatanku. Kutanyakan kabar pasti untuk kesitu. Sudah ada secercah harapan baru. Masih ada waktu. Aku pulang saja dulu.

Tapi setelah kupikir dampak rencana kepulanganku. Bagaimana dengan anakku yang kulahirkan 2 tahun lalu. Ia baru mulai terbiasa dengan ketiadaanku. Tentu dengan kepulanganku, ia akan belajar lagi untuk berpisah denganku. Sedangkan sekarang saja, kalau ingin mandi atau memakai pakaian, katanya harus tunggu mama dulu.

Walaupun rindu, lebih baik kutahan perasaanku. Aku akan menunggu. Menunggu keberangkatan di Depok kotanya Ayu. Kalau kupulang hanya menambah pilu dan membuang waktu serta isi saku. Pulang perlu minimal 7 jam perjalanan ke tempatku. Akan membuat rasa lelah yang membeku. Membeku ditambah rasa mual dan mabuk perjalananku. Ku tak mau. Ku kan menunggu.

Menunggu kabar kelabu berlalu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kupikir kau jd pulang

08 Apr
Balas

Nggak bu. Kasihan anakku. Klau aku pulang cm ngumpul satu hari, bkin dia nangis aja

08 Apr
Balas

Nggak bu. Kasihan anakku. Klau aku pulang cm ngumpul satu hari, bkin dia nangis aja

08 Apr
Balas



search

New Post