My Little Assistant, Syamil
Hampir semua orang tua pernah mengalami kasus anaknya tidak mau sekolah. Mungkin, kita adalah salah satu di antaranya. Namun sebaiknya jangan langsung marah saat anak menginginkan hal tersebut. Tentu saja ada alasan di balik sikapnya yang tidak ingin pergi ke sekolah. Maka yang harus kita lakukan adalah menggali alasan sebenarnya di balik sikap tersebut. Anak tidak mau sekolah bukan berarti mereka malas atau nakal. Namun, ada hal-hal yang mungkin membuat mereka takut untuk melakukan hal tersebut. Sumber ketakutan itulah yang seharusnya kita cari tahu. Tentunya tugas ini tidak semudah yang dibayangkan karena kebanyakan anak akan menyembunyikan perasaan mereka. Yang perlu dilakukan saat anak bersikap demikian adalah dengan mengajaknya ngobrol santai.
Muhammad Syamil Azfar yang dipanggil Syamil, sedang mengalami fase ini. Aku mencoba mengajaknya berkomunikasi dari hati ke hati. Setiap hari, ia terus-menerus menolak untuk pergi ke sekolah, dan menunjukkan sikap yang begitu putus asa, sehingga ia tidak bisa berhenti menangis, bahkan menunjukkan tanda-tanda kecemasan takut ditinggal sang ayah. Ayahnya sudah berusaha untuk memujuknya setiap ingin meninggalkannya disekolah.
Perubahan lingkungan sekolah memang lebih sering membawa ketidaknyamanan. Ada rasa gamang yang tidak bisa ditutupi begitu akan melangkah. Tidak mudah memang untuk memberikan pengertian pada anak ketika mereka akan mulai mencicipi bangku sekolah. Terlebih sebelumnya mereka masih bebas bermain-main tanpa adanya aturan waktu dan kewajiban yang mengingat. Begitu pula dengan Syamil. Aku memanggil ayahnya untuk membicarakan solusi yang akan kutawarkan kepadanya.
Setelah berbincang lama dengan ayah Syamil, akhirnya ayahnya sepakat terhadap solusi yang kutawarkan. Demi kenyamanan Syamil, ia kuperbolehkan untuk belajar dikantor. Syamil pernah bermohon dengan ayahnya untuk pulang cepat setiap hari, namun ayahnya harus membicarakannya terlebih dahulu kepadaku. Dengan itu, Syamil juga harus mematuhi aturanku. Ia harus belajar di kantor bersamaku dan guru-guru lain. Ia memang kubiarkan untuk memilih dimana ia suka dan nyaman. Setelah berpindah dari kelas yang satu ke kelas yang lain, eh..ternyata malah memilih dikantor.
Penanganan anak di SD kami, untuk usia 6 s.d 8 layaknya pelayanan di Taman Kanak-kanak. Tak ada penekanan untuk Calistung, yang penting si anak mau datang sekolah saja sudah luar biasa. Bagaimana bisa? Sebagai Manajerial aku harus mampu membaca situasi, mengatur strategi dan kebijakan, melakukan inovasi dengan mengambil inisiatif untuk kemajuan sekolah. Sifat dan karakter anak sekarang dengan yang dahulu sungguh sangat berbeda. Jadi harus pintar menyikapinya.
Alhamdulillah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang sekarang mengeluarkan kebijakan “Merdeka Belajar” bagi semua sekolah. Tentunya aku sangat senang dengan kebijakan ini. Padahal aku sudah melakukannya sebelum kebijakan ini keluar. Maaf ya pak Menteri..he..he..he.Tujuanku hanya untuk memberikan sepenuhnya hak anak untuk merasakan pendidikan yang sebenarnya, yaitu pendidikan yang dilandasi kasih sayang.
Jadi tak ada bagiku sekolah itu bak penjara, hanya belajar di ruang segi empat, dan terpaku pada buku pelajaran. Mereka kubebaskan berekspresi dan mengeksplor semua potensi yang dimiliki. Hingga sekarang Syamil masih belajar di kantorku. Lumayan juga ada teman “ngobrol” dikala kantor sepi. Sambil mengerjakan tugasnya, aku juga melakukan hal yang sama.
Perubahan bukan proses semalam. Selalu bersabar untuk terus memantau. Bicaralah dengannya sesering mungkin untuk melihat apakah ada kemajuan atau tidak. Umi akan tetap mengawasi perkembanganmu,nak. Yang penting Syamil mau sekolah, belajar dan bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan.
Tantangan menulis hari ke-30
#TantanganGurusiana
Kamis, 27 Pebruari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar