WAJAH BARU DITAHUN AJARAN BARU

Oleh : Nefrizal, S.Pd

Guru SMK Negeri 1 Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat

#TantanganGuruSiana hari ke-50

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru, Tahun Ajaran 2020-2021. Berarti bergesernya tahun ajaran baru ke awal tahun 2021 tidak jadi dilaksanakan. Padahal dahulunya Indonesia pernah melaksanakan tahun ajaran baru sekolah di awal Bulan Januari. Sebelum tahun 1978 tahun ajaran baru pernah dilaksanakan pada awal Januari. Sejak tahun 1978 tersebut berdasarkan UU nomor 0211/U/1978 Mendikbud RI Daoed Joesoef merubah tahun ajaran baru pada Bulan Juli.

Pemberlakuan tahun ajaran baru pada Bulan Juli disebabkan oleh beberapa hal. Mengutip pemberitaan Majalah Tempo pada 15 Juli 1978 berjudul Tahun Ajaran Mundur (Dimana Daoed Joesoef Menyandung), usulan Daoed saat itu memundurkan tahun ajaran baru yang sejak 1966 dilaksanakan pada Januari. Ada tiga alasan yang dikemukakan Daoed di balik kebijakan ini. Pertama, libur tahun ajaran baru di Desember selalu bertepatan dengan musim hujan. Sehingga, bisa mengurangi keceriaan peserta didik dalam menikmati liburan. Kedua, awal tahun ajaran pada Januari menyulitkan perencanaan pendidikan, karena tak selaras dengan tahun anggaran pemerintah di bulan Juli. Ketiga, Daoed menilai tahun ajaran di Januari tak sesuai dengan di luar negeri yang rata-rata dimulai pada Juli atau Agustus. Sehingga dikhawatirkan menyulitkan peserta didik dalam negeri untuk melanjutkan studi diluar negeri. Sementara penting bagi anak-anak Indonesia bisa melanjutkan studi keluar negeri demi mencapai cita-citanya.

Ternyata pandemi Covid-19 tidak merubah pelaksanaan tahun ajaran baru sekolah. Dengan persyaratan ketat protokol Covid-19 yaitu dengan memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Sekolah yang diperbolehkan untuk pelaksanaan tatap muka pun sangat selektif. Untuk zona hijau yang baru diperbolehkan adanya tatap muka. Selebihnya masih daring dan blended. Untuk tatap muka di SMK yang melaksanakan pembelajaran praktek siswa dibagi dua untuk pelaksanaannya sehingga tidak terjadi penumpukan siswa dibengkel atau labor. Pekan pertama setengah jumlah siswa praktek dibengkel, setengahnya lagi ada penugasan daring. Dipekan kedua siswanya bergantian yang belajar daring datang kesekolah untuk pembelajaran praktek dan siswa yang sudah praktek menyelesaikan laporan di rumah.

Ternyata untuk pelaksanaan pembelajaran dihari pertama sekolah ini belumlah maksimal karena bertepatan juga dengan pelaksanaan persiapan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) siswa baru. Oleh karena itu untuk siswa kelas XI dan XII masih menunggu jadwal pembelajaran tatap muka dan daring dari guru pengampu mata pelajaran. Ada wajah baru disekolah, ya hampir disemua sekolah karena siswa baru masuk dikelas X. Mereka masih lugu dan lucu. Bahkan masih berseragam SMP/Tsanawiyah. Akankah wajah lugunya segera berubah karena efek wabah. Entahlah. Kita para guru yang akan menulis lembaran baru mereka disekolah baru ditahun ajaran baru. Untuk pendidikan karakter dan akhlak kita tidak bisa andalkan gadget mereka. Kepada para gurulah kita berharap banyak untuk membentuk karakter mereka, generasi emas Indonesia. Semoga.

Bukittinggi, 13 Juli 2020