TULISAN HARIAN KE-130
Oleh : Nefrizal, S.Pd
Hari ini adalah hari keseratus tiga puluh saya menulis di gurusiana.id. Dulunya hanya ingin mengikuti tantangan guru siana tetapi karena ada beberapa kendala teknis yang membuat saya keluar di hari ke-98, yang kalau disandingkan dengan sebuah sertifikat saya sudah berhak untuk mendapatkan sertifikat emas karena sudah melebihi target 90 hari menulis tanpa putus. Waktu itu sebenarnya mau menulis jika mood saja lagi. Tapi biarlah tidak mengapa juga meneruskan menulis walaupun tidak mengikuti tantangan apapun atau lomba apa pun.
Disamping terus melanjutkan menulis ini sebagai tempat mengasah kosa kata dan ajang silaturahmi antar penulis. Menulis juga menjadi stimulus kita untuk membaca. Karena membacalah maka timbul niat kita untuk menulis. Kadang tulisan yang kita baca menjadi penambah wawasan tulisan kita. Ataupun juga tulisan yang kita baca mengundang kita untuk memberikan kritik dan saran. Apa lagi kalau tulisan yang kita baca sesuai dengan ide kita, maka kita menulis untuk memperkuat gagasan yang sudah ada. Jika tidak membaca atau ‘membaca’ peristiwa alam ini kita tidak bisa memahami apa yang terjadi sebenarnya. Kita bisa membuat opini dari tulisan-tulisan yang kita baca dengan bahasa tulisan kita sendiri untuk memberikan informasi yang berimbang. Anda tahu sekarang ada tim “buzzer” istana kan? Itulah penulis-penulis berita yang ingin menyebarkan informasi tentang penguasa. Tim buzzer ini bisa memposting tulisannya diberbagai media, memposting videonya di youtube, menuliskan ciutannya di twitter dan instagram. Semua menulis persuasif dan menggiring opini masyarakat sesuai dengan kebijakan penguasa. Seperti saat ini tim buzzer mensosialisasikan pemakaian masker dan lain-lain. Dan itu sah-sah saja.
Jadi begitu pentingnya kita menulis karena akan menjadi catatan sejarah terutama bagi penulis sendiri. Kalau dizaman sekarang tulisan kita akan meninggalkan jejak digital. Dimana tulisan kita ini akan bertahan sepanjang teknologi masih menyimpan file kita di memorinya. Jika kita berhenti menulis kita tidak bisa memberikan ide dan gagasan serta narasi kebangsaan kita untuk masa depan bangsa ini kedepan. Jika kita berhenti menulis apa lagi tulisan kita dalam rangka memberikan kritikan yang membangun untuk bangsa dan negara ini kedepan maka tidak ada lagi yang akan menjadi pengingat dan penasehat dan pengamat kebijakan pemerintah.
Maka semangatlah kita untuk tetap menulis karena menulis akan menjadi sebuah kebiasaan baru bagi kita. Jika selama ini kita sudah terbiasa untuk membaca maka menulis akan terasa lebih mudah karena keragaman kosa kata kita dalam menulisnya nanti. Jadi apakah sudah menulis hari ini. (menulislah sebelum menulis itu dilarang)
Bukittinggi, 1 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salut dg semangatnya pak. Ealam literasi
Insya allah tetap menulis pak Nef...selagi ada waktu...salam sehat dan sukses selalu pak.