Nefrizal

Menjadi pembelajar sejati.... Tuliskan apa yang kamu baca, baca apa yang kamu lihat. Lihat apa yang terlihat dan tersurat dengan mata kepala dan mata hati. Nis...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEJARAH TULISAN (Bagian 3)
Bahasa Arab Melayu. Sumber ilmusosial.id

SEJARAH TULISAN (Bagian 3)

SEJARAH TULISAN (Bagian 3)

Oleh : Nefrizal, S.Pd

#Tulisankeempat

#TantanganMenulis17Tulisan

Dari perkembangan sejarah alfabet tersebut Indonesia juga mengalami perubahan pemakaian tulisan. Ketika wilayah nusantara dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Budha yang diperkuat oleh hadirnya kerajaan-kerajaan beraliran Hindu dan Budha maka abjad/alfabet Sansekerta yang berasal dari India dan China mempengaruhi perkembangan bahasa dan tulisan. Setelah kerajaan Hindu dan Budha ini berakhir pada abad ke-15 Masehi. Setelah itu kerajaan Islam hadir menggantikan kekuasaan Hindu dan Budha. Bermula pulalah pengaruh Arab terhadap wilayah nusantara. Penyebaran ajaran Islam oleh ulama-ulama juga menjadikan bahasa Arab dipelajari dimasjid dan surau tempat belajar agama. Aksara Arab pun mengalami akulturasi dengan abjad Melayu. Abjad Arab kita temukan pada kebudayaan Melayu itu kita kenal dengan tulisan Arab Melayu. Perkembangan Islam diwilayah nusantara diiringi dengan kedatangan penjelajah Barat.

Bersamaan dengan kedatangan penjelajah dari Eropa seperti Portugis, Spanyol bersama itu pula masuk abjad Latin ke wilayah nusantara Mulai dari abad ke-16 Masehi sampai pertengahan abad ke 20 yang diikuti oleh Belanda dan Inggris. Lebih kurang 4 abad lamanya abjad Latin menyebar di wilayah nusantara. Walaupun pengaruh Islam tetap mendominasi sejarah aksara ditanah air. Kerajaan-kerjaan Islam dinusantara masih memakai bahasa Arab Melayu dan Jawa. Akhir abad ke 19 ketika pribumi sudah mendapatkan kesempatan bersekolah disekolah Belanda maka penyebaran abjad Latin semakin berkembang. Bahasa Hindia Belanda diberlakukan di nusantara. Bahasa ini adalah bahasa Arab Melayu yang ditulis dengan aksara Latin. Walaupun belum tepat menjadi bahasa Latin yang baku karena penulisannya berdasarkan apa yang didengar saja.

Dalam Ikhtisar Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia (1998) Lukman Ali menerangkan, para pedagang Cina berusaha mengetahui sebanyak-banyaknya bahasa Melayu untuk melancarkan aktivitas perdagangannya. Mereka berhasil menyusun sebuah daftar kata Cina-Melayu yang berisi sekitar 500 lema. Daftar kata ini dianggap sebagai leksikografi bahasa Cina-Melayu tertua. Barulah pada awal abad ke-20—mungkin didorong untuk kepentingan penelitian—Belanda membuat pembakuan lewat Kitab Logat Melajoe yang disusun oleh Charles Adriaan van Ophuijsen (sarjana bahasa Melayu yang juga pernah menulis mengenai bahasa Batak dan Minangkabau), dan dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer serta Moehammad Taib Soetan Ibrahim pada 1901. Dari sinilah sejarah pembakuan bahasa Melayu yang selanjutnya menjadi bahasa Indonesia bermula. (tirto.id)

Bukittinggi, 17 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post