PERJALANAN INI (episode 3)
PERJALANAN INI (episode 3)
Oleh : Nefrizal
#TantanganGuruSiana hari ke-39
Bus melaju kencang dimalam hari. Sampai disuatu rumah makan bus pun berhenti. Rumah Makan Wisata Minang nama rumah makan tersebut. Disepanjang perjalanan dari Lampung ke Padang akan kita temui banyak rumah makan dengan merek yang sama. Masing-masing PO Bus sudah punya tempat persinggahan sendiri-sendiri. Aku segera bersiap-siap keluar dari bus menuju rumah makan tersebut. Tidak lupa membawa sekalian perlengkapan mandi dan pakaian ganti. Biasanya bus berhenti sampai satu jam sehingga bisa untuk manshoma (mandi sholat makan). Ada suatu pameo kalau rasa makanan rendang, dari Padang ke Jakarta rasanya semakin manis. Kalau dari Jakarta ke Padang tentu sebaliknya semakin dekat ke Padang semakin pedas.
Setelah selesai mandi ganti pakaian, sholat dijamak magrib dan isya terus makan malam. Enaknya naik Bus NPM ini satu yaitu waktu berhentinya bisa jamak qashar sholat contoh zuhur dan ashar, berhentinya di jam satu siang kemudian jam delapan malam bisa jamak magrib dan isya, kemudian jam 5 pagi bisa untuk sholat subuh, sehingga sholat tidak ketinggalan walaupun dalam perjalanan. Pernah juga punya pengalaman naik bus lain tidak mengutamakan waktu sholat sehingga sholat di atas kendaraan saja jadinya. Jangan pernah tinggalkan sholat pesan ibu dikala aku pergi merantau dulu, walaupun dalam perjalanan. Bisa jamak qasar. Pesan ibu ini yang selalu aku jaga.
Bus kembali melaju dengan sopir dua. Biasanya bus antar propinsi ini ada dua orang sopir. Mereka bergantian melakukan tugasnya ditambah seorang kenek (setokar). Setokar ini yang jadi tukang sorak jika bus mau berhenti atau pun bus mau berangkat. Dia bertanggungjawab atas penumpang yang ada jangan sampai tertinggal dikala pemberhentian. Saling mengingatkan antar penumpang jadi jurus ampuh untuk kelancaran dalam perjalanan. Walaupun tidak saudara dalam satu perjalanan ada saja teman ngobrol yang bisa sangat membantu kita. Atau kita juga bisa membantu orang tua yang pergi sendiri tanpa ditemani keluarga. Atau jangan-jangan ada yang berjodoh dalam satu perjalanan. Aha ini dia kisah cinta dalam perjalanan namanya. Saling tukar nomor handphone bisa sampai kepelaminan. Mana tau.
Tetapi tidak untuk diriku. Aku sudah berkeluarga dan punya anak satu. Sudah setahun ini kami berpisah karena istri bekerja di Bukittinggi. Istri tinggal dirumah orang tuaku. Anakku tinggal dirumah bako istilahnya. Aku dari Bukittinggi sedangkan istri orang Padang. Tapi kalau dirantau semuanya bilang dari Padang. Mau asalnya dari Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh, Tanah Datar, orang bilang dari Padang ya? Perjalanan ini adalah perjalanan menemui keluarga. Perjalanan paling bersejarah dalam hidupku. Merubah hidupku dari seorang karyawan swasta menjadi pegawai negeri dengan penghasilan pas-pasan.
Pemberhentian demi pemberhentian dilalui. Bus melewati jalur Lintas Tengah Sumatera. Kota-kota yang dilalui adalah dari Bandar Jaya, Kota Bumi, Bukit Kemuning, Gunung Labuhan, Baradatu, Blambangan Umpu dan Way Tuba di Lampung. Bus memasuki Sumatera Selatan dengan Kota Pagaralam, Palembang, Martapura, Baturaja, Prabumulih, Muara Enim, Lahat, Tebing Tinggi, Lubuk Linggau. Di hari kedua bus sudah memasuki daerah Sarolangun Jambi, Pamenang, Bangko dan Muaro Bungo. Hari beranjak sore bus sudah memasuki Sumatera Barat di daerah Sungai Dareh Dharmasraya. Saat malam menjelang bus sudah berhenti di Rumah Makan Umega, Gunung Medan. Disini tempat pemberhentian terkenal karena setiap bus yang masuk dan keluar Sumatera Barat sudah dipastikan berhenti disini. Ada kalanya juga tempat pemisahan penumpang sesuai alamatnya. Yang ke Bukittinggi dan Ke Padang dipisah supaya penumpang cepat sampai ke alamat.
Di Gunung Medan ini adalah pemberhentian bus terakhir sebelum sampai ke Bukittinggi. Aku segera bergegas keluar bus untuk manshoma, supaya lebih segar nanti ketika pulang ke rumah. Setelah selesai semuanya bus kembali menjajal aspal menuju Sawahlunto, Solok, Padang Panjang dan terakhir di Bukittinggi. Tepat jam 2 dini hari sampailah Bus NPM di Kota Bukittinggi, Kota Wisata. Karena Bukittinggi ini penuh dengan lokasi wisata yang bagus dan berdekatan. Kota dengan luas daerah 25 km persegi ini ada Jam Gadang sebagai ikon kota. Ada Istana Bung Hatta dan rumah kelahiran Bung Hatta. Disebelah baratnya ada Wisata Panorama memandangi indahnya Ngarai Sianok dan didalamnya ada Lubang Jepang. Sebelah timurnya ada Kebun Binatang Kinantan yang terhubung ke Benteng Fort de Kock oleh sebuah Jembatan Limpapeh. Ada tempat wisata flying fox bagi wisatawan yang ingin menguji adrenalin. Semua tempat wisata itu bisa dilakukan dengan berjalan kaki karena tidak terlalu berjauhan jaraknya.
Karena barang bawaanku lumayan banyak terpaksa aku menyewa mobil angkot yang sudah stand by diloket Bus NPM. Kalau sudah dini hari ini biasanya sewanya lumayan mahal. Tapi not father lah mungkin itu rezeki si sopir angkot. Jam sudah bergerak ke angka tiga Alhamdulillah aku sampai dirumah. Disambut keluarga yang dari siang tadi sudah aku khabari kedatanganku. Alhamdulillah semua keluarga sehat dan akupun sehat dalam perjalanan lebih kurang 36 jam perjalanan lewat jalur darat. Perjalanan ini adalah perjalanan di tahun 2010. Sepuluh tahun yang lalu. Kalau sekarang khabarnya sudah ada Jalan Tol Trans Sumatera. Mungkin lebih cepat lagi sampainya. Wallahu a’lam. Tamat
Bukittinggi, 2 Juli 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Indah sekali pak, saya suka rendang asli padangnya, pedas gurih. Sholat yang utama ya pak... Terima kasih mengingatkan.
Alam Indonesia ini sangat indah semuanya, punya daerah wisata yang khas. Terima kasih kembali. Salam literasi
Wah harus nyoba tol nya pak...mengenang masa silam. Salam
Iya buk sejak tiket pesawat mahal kayaknya lewat jalur darat lagi deh. Terima kasih sudah mampir. Salam literasi
Alhamdulillah. Semoga menikmati indahnya menetap dikampung sendiri setelah sekian lama merantau. Tentu lbh nyaman dan tenang tgl bersama keluarga.