NANY SUSILAWATI

Nany Susilawati pemerhati pendidikan anak usia dini dan penggiat origami. Nama panggilan Nany Nurdin. Tempat/tanggal&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gadis Kecil Penjual Buah

Gadis Kecil Penjual Buah

 

#TantanganGurusiana(3)

    Sudah   beberapa  hari  ini saya tidak mendengar suara panggilan  “buuukkk  buuuk....buuuk  dari pintu samping  garasi. Suara khas mendekati magrib. Ya suara khas Maira gadis remaja  yang berjualan  buah dengan naik sepeda.

        Sebelum  masa Pandemi Covid, di kompleks perumahan saya  tidak pernah melihat ada anak –anak yang berjualan  di sini. Awal Januari  2021  kemarin,  sekitar pukul  18.00 wib sehabis menyiram bunga di halaman, saya mendengar suara memanggil  “buuuk..buuk..buuk”.  Saya pun mencari arah suara itu, ternyata dari  depan pintu garasi. Tampak seorang  anak perempuan duduk  di atas  sepedanya.  Saya hampiri dan bertanya sambi  membuka pintu garasi. “ Cari  siapa ya”, kata saya karena tidak  mengenal anak  tersebut.

 “ Ibu mau beli buah,  aku jualan buah bu”, katanya  tersenyum sambil memarkirkan sepedanya.  Kuperhatikan anak perempuan tersebut. Tubuhnya kecil, rambut di ikat, kulit sawo matang. Tampak beberapa butiran  peluh di wajahnya. 

“Ada buah apa saja “, tanyaku

“ Ada jeruk, jambu, melon, buah naga, salak bu”, katanya sambil menunjukkan buah-buahan tersebut dari keranjang sepedanya.

“ Jeruk  berapa harganya” tanyaku

“  1 kg Rp 20.000 bu”  Ini jeruknya besar.  Kalau yang kecil-kecil  Rp. 15.000,”  jawabnya sambil  mengangkat  2 buah plastik yang berisi jeruk ukuran yang besar dan yang kecil.

 

“Ibu  beli jeruknya yang besar dan yang kecil” kata saya

“ Itu aja bu, yang lain tidak”  tanya.

“Untuk  hari ini  jeruk aja dulu” kata saya.

“ Sebentarnya  saya ambil  uangnya dulu”

“  Ya bu”

Kuberikan uang  jeruknya Rp. 35.000.

 

“ Terimakasih bu. Ibu kalau mau pesan buah-buah yang lain bisa bu, nanti saya bawakan. Biar kita jadi langganan”, katanya

 

“Ok, kalau kemari lagi  saya pesan alpukatnya yang  sudah matang” jawab saya.

 

“Terimakasih bu. Saya mau keliling dulu lagi buahnya belum habis”

 

Tubuh mungilnya naik ke atas sepeda, dan mengayuh sepedanya perlahan  untuk  menjajakan buah-buahnya lagi.

 

        Gadis kecil itu Maira namanya. Awalnya saya kira dia masih SD, karena postur tubuhnya yang kecil. Ternyata  Maira  bersekolah di sebuah SMP Negeri,  kelas 3. Ayahnya bekerja sebagai petani, dan ibunya bekerja sebagai pencuci pakaian. Sejak kelas 1 SD,  Maira sudah biasa berjualan.  Supaya bisa sekolah bu, katanya ketika saya tanya. Uang jualan buah sebagian saya kasih sama mamak, sebagian lagi saya tabung. Saya sudah kelas 3 mau ke SMK, katanya.  Saya salut  dengan kegigihannya berjualan dengan mengendarai sepeda. Dimana anak-anak seusia dia dimasa pandemi ini asyik dengan  gadgetnya bila selesai daring.  Rumahnya dengan kompleks perumahan yang saya tempati  cukup jauh jaraknya. Kadang Maira harus pulang  malam, karena buah-buahannya belum habis.  

       Sudah  beberapa hari  Maira tidak datang menawarkan buah-buahnya. Entah mengapa, saat saya menuliskan kisahnya sekitar pukul 18.05 Wib   ini tiba-tiba terdengar suaranya memanggil “ buukk.....buuk....buuk”.  Saya pun menghentikan sejenak ketikan saya di laptop untuk menjumpainya.

 

“ Hai Maira  bawa  buah  apa? tanya saya.

         “ Jambu air merah bu, besar-besar bu”. Tinggal ini saja buahnya bu. Harganya Rp. 25.000,-“  Beli ya bu, biar Maira bisa cepat pulang” katanya merayu.

“Ok saya beli jambu airnya, untuk buka puasa nanti”.

 

“Kog udah lama tidak datang” tanya saya

 

“ Iya bu, mamakku sakit. Masuk rumah sakit. Aku enggak jualan jaga mamak bu.” Jawabnya Kulihat wajahnya terlihat sedih.

“ Sakit apa” tanya saya

“ Paru-paru bu”

“Semoga cepat sembuhnya mamaknya”  kata saya.

“ Ini uang jambunya”

 “ Ini kembaliannya bu” katanya

“ Sudah untuk Maira saja, tabung untuk sekolahnya”

“ Terimakasih ya bu, Maira pulang dulu”

“Semangat ya Maira. Hati-hati di jalan sudah mau  magrib” , kata saya. 

            Ah saya jadi teringat  sebait lirik lagu dari Iwan Fals

 

  “ Anak sekecil  itu berkelahi

     dengan waktu

      Demi gapaian impian yang kerap

      ganggu tidurmu

         Anak sekecil itu tak sempat

      nikmati waktu

     Dipaksa pecahkan karang lemah

   jari terkulai”

TerasLiterasiMutiaraLangitBiru(17April2021)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Maira dan keluarganya sehat selalu, tercapai cita citanya, teringat anak kecil yang menjajakan sapu lidi di tempat saya Sukses selalu bunda

18 Apr
Balas

Izin follow ya bun

18 Apr

Terimakasih bu Yusmanita. Silahkan Bu. Salam kenal. Saling follow kita.Ya bu. Masih banyak anak-anak disekitar kita harus membantu mencari nafkah karena keadaan ekonomi keluarga yang sulit. Namun saya salut klau mereka masih mau tetap sekolah.

18 Apr

Terimakasih bu Yusmanita. Silahkan Bu. Salam kenal. Saling follow kita.Ya bu. Masih banyak anak-anak disekitar kita harus membantu mencari nafkah karena keadaan ekonomi keluarga yang sulit. Namun saya salut klau mereka masih mau tetap sekolah.

18 Apr



search

New Post