"Hampir semua orang sukses, pernah mengalami kegagalan."

Begitu intisari orasi bapak kepala sekolah, selaku pembina upacara senin pagi tadi. Menutup orasinya beliau mengajak seluruh peserta upacara untuk menyuarakan yel-yel: "Semua orang bisa pintar, otak itu seperti otot, bisa dilatih agar kuat, jika gagal, coba lagi."

Tersebutlah Thomas Alfa Edison, Kolonel Sander dengan resep kfcnya yang mendunia. Honda sang perakit otomotif dan banyak lagi. Mereka adalah orang-orang yang pernah gagal lalu bangkit kembali untuk memperbaiki kegagalannya.

Perlukah mewacanakan kisah kegagalan kepada siswa?

Saya berpendapat ya, tentu. Bagi saya, kegagalan adalah kisah yang sebaiknya diakrabi dan tak usah menjadi traumatis dan frustratif. Kegagalan bersifat universal, siapapun.dapat mengalaminya dari yang bentuknya sederhana hingga kompleks. Dari yang sifatnya keseharian hingga yang memang berniat eksperimen.

Selama sehari. 24 jam, mungkin kita mengalami satu atau beberapa kegagalan. Sepeda motor yang mogok mengakibatkan terlambat tiba di sekolah, aliran listrik yang mati padahal harus mengejar deadline tulisan. cake yang gosong karena apinya terlalu besar. Apapun dapat saja dimaknai legagalan.

Lalu apa saja bentuk kegagalan yang dialami siswa. tentunya menurut kacamata siswa? Benar, ini yang perlu eksplorasi dari siswa.Terkadang tak trrduga. Beberapa hal yang bagi kita (baca: orang dewasa) sepele mungkin bagi siswa adalah produk kegagalan yang kemudian menjadi malas mencoba lagi.

Oleh sebab itu tugas kita untuk memberikan sugesti bahwa kegagalan adalah hal biasa dan bukan aib. Kegagalan adalah prasyarat untuk mengetahui dimana letak ketidaksempurnaannya.

Kepada siswa sangat perlu dilatihkan mentalitas untuk bangkit dan mencobs lagi setiap kegagalan. Tentunya dengan berbagai metoda dan teknik yang menarik.

Jangan takut, kalo gagal, coba lagi aja!

self reminder. salam 😊