JANGAN TERLANTARKAN DIA
JANGAN TERLANTARKAN DIA
Tantangan ke-29
Oleh : Nani Aida
Kupandangi dua buah buku rapot yang tergeletak di meja. Ada satu anak yang orang tuanya menelpon berhalagan hadir untuk mengambilnya. Yang satunya lagi, seperti semester sebelumnya dan laporan PTS juga, rapot Wisnuu yang masih tersisa. Setiap mengirim surat memanggil orang tuanya ke sekolah, tidak pernah sekali pun hadir. Setiap kutanya kenapa orang tuanya tidak pernah hadir, selalu jawabannya sibuk. Ketika ku meminta nomor telpon orang tuanya tidak pernah dikasih. Begitu pun dengan teman-temannya, jawabannya sama tidak ada yang tahu. Bahkan ketika kami, aku dan guru BP berkunjung ke rumahnya pun, di rumahnya tidak ada siapa-siapa.
**********
“Jadi Ibu ibunya Wisnu ?”
“Ya allah Bu, ke mana saja tidak pernah mengambil rapot ?” Saya sudah berkali-kali memanggil Ibu atau Bapak ke sekolah kok tidak pernah datang ?”
“Ibu kerja ya ?”, berondongku pada ibunya Wisnu yang akhirnya datang juga ke sekolah ketika ada panggilan dan pembinaan anak-anak yang terlibat tawuran kemarin pulang sekolah.
“Enggak Bu, saya ngak kerja kok”
“Oh, kok waktu saya ke rumah Ibu, tidak ada di rumah Bu ?”
“Kapan Ibu pulang dari Arab ? Kata Wisnu ibu jadi TKW ke Arab ?”
“Saya ibu tirinya Bu, saya ada di rumah tidak ke mana-mana kok ?” Deg, serasa kerongkonganku tercekat, tiba-tiba sesaat aku merasa sesak dan susah untuk bernapas.
“Ya allah, ibu tinggalnya di mana ?”
“Deket kok Bu dari tempat Wisnu, Cuma beda tiga rumah kok”
Aku termangu sesaat. Aku tidak mengerti, ada seorang ibu yang seperti ini. Walaupun hanya anak tiri, tidak sepantasnya dia melalaikannya seperti itu. Astaghfirullah, aku istighfar dalam hati. Ya allah jangan suudzon dulu. Aku harus berbaik sangka.
“Maaf Bu, kalau Ibu rumahnya dekat, kenapa ibu tidak pernah mengambil rapot Wisnu selama ini ? Terus kenapa setiap saya memanggil orang tua Wisnu tidak pernah ada yang datang ?”
“Bapaknya kerja Bu, tidak sempat mengambil rapot”. Tiba-tiba emosiku memuncak
“Bu, maaf ya Bu, Ibu menikah sama Bapaknya Wisnukan ? Berarti satu paket Bu sama anaknya ?”
“Ya allah Ibu, jangan bilang selama ini Ibu ngak tahu juga ya kalau Wisnu sakit atau dia sudah makan atau belum ?”, cerocosku penuh emosi. Ku atur napasku, ku perbaki dudukku. Bismillah ya allah. Ku coba bicara baik-baik dan dari hati ke hati, sebagai sesama ibu, yang menginginkan yang terbaik buat-anak-anaknya. Ku berharap ibu sambung Wisnu mengerti aan maksud baikku, dan tidak tersinggung dengan apa yang barusan ku sampaikan padanya.
**********
“Bu, mohon maaf atas segala kesalahan Wisnu selama ini. Terima kasih juga atas bimbingannya. Mohon maaf sebagai Bapaknya Wisnu tidak pernah bisa memenuhi panggilan Ibu”
Bapaknya Wisnu diam sebentar. Kemudian melanjutkan lagi kalimatnya, “Setelah yang ibu sampaikan kemarin, kami berunding. Wisnu akan kami pindahkan ke kampung bersama nenek dan kakeknya. Supaya di sana ada yang menjaga dan memperhatikan semua kebutuhannya”, katanya sambil terlihat kesedihan di raut wajahnya. Wisnu yang duduk di sebelahnya hanya mampu menunduk tanpa mengatakan sepatah kata pun.
“Wisnu, maafin Ibu ya jika selama ini ada salah sama Wisnu. Ibu do’akan semoga Wisnu di tempat nenek nanti bisa lebih bahagia ya Nak. Semangat terus belajarnya. Ibu doakan Wisnu kelak jadi orang sukses ya Nak” ku usap-usap kepalanya sambil air mata mengalir dari kedua mataku tanpa bisa ku tahan.
“Teruntuk muridku yang slalu terkenang, dan selalu tak kuasa menahan derai air mata jika mengingatnya. Semoga kamu bahagia dan sukses ya Nak, di manapun kamu berada”
#TantanganGurusiana
#Cerpenku
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Begitulah cerita guru yang hadapi berbagai persoalan yang menimpa anak didiknya. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Aamiin. Makasih Bunda sudah berkunjung
Menjadi pembelajaran buat kita semua. Sangat bagus ceritanya.
Makasih apresiasinya. Terima kasih juga sudah berkunjung
Kasihan, orang tua yang tak bertanggung jawab ,anak yang jadi korban..
Yah begitulah kehidupan Bu. Saya sampai sekarang kalau ingat, selalu meneteskan air mata Bu