TAK PERLU PANIK
Oleh: Najalaili Umar
#TantanganGurusiana
Tantangan Hari ke-60
Cerita ini dari teman, saya tulis kembali:
Suatu hari seseorang bertanya pada wabah yang sedang melaluinya.
“Hai wabah. Mau kemana engkau? Mengapa sangat buru-buru?”
“Oh tidak. Aku sedang dalam perjalanan untuk sebuah misi.” Jawab si wabah,
“Misi apa itu?” Orang ini bertanya lagi.
“Aku harus menulari 1000 jiwa di negeri itu segera.” Kata wabah sambil menunjuk negeri yang akan ditujunya.
Beberapa hari kemudian, orang ini mendengar kabar bahwa di negeri yang dimaksud telah meninggal dunia tidak kurang dari 3000 jiwa disebabkan oleh suatu wabah. Lalu orang ini pun menunggu dan mencegat kembali ketika wabah hendak kembali.
“Hai wabah! Apa yang telah terjadi? Bukannya 1000 jiwa yang engkau tulari? Mengapa jadi 3000 jiwa? Apakah engkau telah membohongiku?” Tanya orang ini penasaran.
“Tidak. Aku jujur berkata kepadamu. Aku telah menulari 1000 jiwa.”
“Lalu mengapa 3000 jiwa yang meninggal dunia?”
“1000 jiwa meninggal karena wabah, selebihnya meninggal karena ketakutan.”
*********************************
Ketidaktenangan atau ketidaksiapan atau lebih parah disebut dengan kepanikan terkadang bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga bahkan dapat berpeluang untuk mencelakai orang lain atau lingkungan sekitar.
Menurut pakar kesehatan bahwa serangan panik atau serangan kecemasan, sama-sama akan membuat pengidapnya menjadi was-was. Karena sikap panik dan cemas ini juga dapat timbul akibat rasa khawatir yang berlebihan. Akibatnya akan berkembang pikiran dan imajinasi yang negatif dalam waktu yang relatif lama. Bahkan bisa mengalami keadaan “panik setengah mati” yang disebabkan oleh situasi dan keadaan tertentu. Hal ini ditandai dengan gejala tubuh menjadi gemetar, keringat bercucuran hingga sulit untuk bernafas dan jantung berdebar-debar.
Kondisi seperti ini tentu saja sangat tidak menguntungkan. Sebab itu akan lebih baik untuk melatih ketenangan dan kesiapan diri ketika menghadapi apapun peristiwa atau kejadian yang terjadi atau datang secara tiba-tiba. Bukankah ada maksud setiap kejadian itu diciptakan? Untuk itu mari kita terus berlatih untuk menjaga ketenangan diri dan terus belajar “siap” menghadapi kejadian atau peristiwa apapun.
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman.”(QS. At-Taubah ayat 26).
Self_reminder.
I_am_not_teaching_I_am_learning.
Ktb, 16 Maret 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar