#TG_012

#Ramadhan_29

Semakin dekat masa akhir Ramadhan bulan maghfirah (bulan pengampunan}. Semestinyalah semakin giat pula setiap hamba yang beriman memohon ampun dan maaf atas semua dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.

Mengapa ampun dan maaf? Apakah keduanya tidak sama?

Menurut ulama, ampun dan maaf adalah dua hal yang berbeda. Jika Allah telah mengampuni seorang hambanya maka artinya Allah telah menutupi dosa dan salah sang hamba semasa di dunia, namun tetap akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Tetapi jika Allah telah memaafkan dosa dan salah seorang hamba, hal itu bermakna bahwa Allah telah mengahpus semua dosa dan kesalahan hamba tersebut, karena Allah telah ridha atasNya.

Pentingnya ampun dan maaf telah diinfokan jauh hari kepada kita. Dalam sebuah hadist shahih disebutkan bahwa sungguh rugi besar (celaka) bagi siapapun yang telah melalui Ramadhan dan ia tidak mendapat pengampunan. Jadi bukankah sangat perlu menjaga dan meningkatkan istighfar terutama sepanjang Ramadhan, bulan pengampunan?

Sementara itu Rasulullah juga mengajarkan, agar sepanjang Ramadhan terutama di malam-malam akhirnya (berharap mendapat Lailatul Qadar), untuk mengucapkan kalimat, “Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwan fa'fu 'anni, yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf, maka maafkan aku."

Berharap Allah ridha. Semestinyalah masa-masa ijabah itu tetap dijaga untuk terus beristighfar dan memohon pemaafan.

“Kemudian setelah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah ayat 52).

Belum terlambat. Mari terus mecoba memohon padaNya. Karena Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaflagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Hajj ayat 60).

#StayAtHome

Self_reminder.

I_am_not_teaching_I_am_learning.

Ktb, 22 Mei 2020.