TantanganGurusiana Hari Ke-83 MENYEMANGATI SEORANG ANAK YANG KECEWA
#TantanganGurusiana Hari Ke-83
Menyemangati Seorang Ananda yang Kecewa
Hari ini sedih juga melihat anak gadisku menangis, kutanyakan mengapa menangis? dua, tiga kali ia tidak menjawab, hanya sesenggukan saja. Aku tanyakan sekali lagi, kemudian ia baru mau bercerita, ternyata ia telat memasukkan naskah permainan daerah untuk diikutkan dalam lomba. Aku turut menyesali, kutanyakan lagi mengapa sampai terjadi seperti itu? ternyata temannya belum selesai me-render videonya.
Sebenarnya aku tahu lomba yang akan diikuti oleh anak gadisku ini, tapi aku tidak paham tentang teknis lombanya dan siapa yang mengadakannya. Aku juga sudah mendukungnya dengan memberikan masukan terhadap kreativitasnya, anak gadisku yang pendiam itu tidak bercerita kalau tidak ditanya, berarti bagi orang tua yang memiliki putra dan putri seperti itu harus serng berdialog dengan waktu yang tepat.
Aku menasehatinya agar lain kali apabila hendak membuat projek, buatlah schedule atau jadwal terlebih dahulu. Kita harus komitmen terhadap jadwal tersebut, sehingga projek kita berjalan sesuai dengan rencana yang kita mau. Bila melihat teman grup kita tidak sesuai pekerjaannya, kita harus berani menegurnya, jangan kita ikut terbawa irama santainya, putriku mengangguk tanda mengerti.
Akhirnya kubesarkan hatinya bahwa lain kali pasti akan ada lomba lagi, jadikan hari ini sebagai pelajaran yang paling berharga. Karena berapa waktu, biaya, tenaga dan pikiran yang terkuras untuk mengerjakan projek itu, namun gagal sebelum bertanding.
Anakku, bunda berjanji, ke depan akan lebih sering berdialog dengan kamu, tidak asyik dengan pekerjaan sendiri dan menganggap paling penting. Putriku, jangan berputus asa, terus semangat, kamu harus pandai mengatur waktu.
Dialog antara Ibu dan anak terasa ringan, namun sangat berarti bagi buah hati. Semakin bertambah usianya, bukan berarti sudah waktunya kita meninggalkan sepenuhnya, ia tetap butuh kita support, tetap butuh arahan, memahami makna hidup, mengatur strategi, lihai dengan rencana A dan B. Kita tidak membiarkannya besar tanpa nilai, dewasa tanpa memahami makna sesuatu sehingga kita sering mendengar ada istilah childish yaitu dewasa namun kekanakan.
Peristiwa yang dialami putriku ini, jangan sampai membuatnya putus asa, hampa harapan, sia-sia hidup, percuma bekerja hingga lelah. Dialog diperlukan agar anak mampu memahami peristiwa dengan lebih baik. Dan yang paling penting adalah memgajarkan bagaimana bersikap tawakal kepada Allah SWT.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masyaallah....Terimakasih ilmu parenting nya Bunda
Orang Tua wajib menyemangati anaknya supaya tidak putus asa Mantap Bu