Nadeef zee

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KONTROVERSI KEPULAN KEAKRABAN

KONTROVERSI KEPULAN KEAKRABAN

Matahari sudah condong ke barat, lalu-lalang kendaraan masih rame berseliweran. Laki-laki paruh baya itu nampaknya letih, sudah lebih separuh hari dia mengatur lalu-lintas di pertigaan dekat Balai Desa Grati. Dia istirahat duduk di “buk” pembatas sungai sambil mengipas-ngipas dengan topi bututnya,

Pengendara sepeda motor supra yang melintas tiba-tiba berhenti di tepi jalan dan memarkir sepeda motornya. Lelaki 50 tahunan itu menghampiri bapak pengatur lalu-lintas yang sedang istrahat, tanpa basa-basi dia mendekati pengatur lalu-lintas tersebut sambil mengulurkan sebugkus rokok.

“pak ayo rokokan disik” sapanya dengan logat jawa yang kental

“nggeh mas” jawab pengatur lalu-lintas itu sambil mengambil sebatang rokok lalu disulutnya. Tak seberapa lama asap rokok pun mengepul dari mulut dan hidung kedua orang tersebut. Keduanya asik ngobrol sambil sesekali tertawa akrab sekali, Seperti sudah kenal lama.

Dalam pergaulan sehari-hari, rokok bisa jadi sebagai simbol keakraban, simbol persahabatan. Bahkan bagi sebagian banyak orang rokok juga mampu membantu untuk memunculkan ide-ide saat inspirasi buntu. Biasanya rokok diiringi dengan minum kopi hitam kental dan panas lebih terasa mantap.

Disisi lain rokok menjadi persoalan serius yang terus diperangi oleh dunia kesehatan, rokok mengakibatkan berbagai macam penyakit bahkan “rokok membunuhmu”. Kampanye larangan merokok terus gencar dilakukan diberbagai tempat, poster dengan gambar yang mengerikan terpampang di sudut-sudut ruang fasilitas umum, seperti rumah sakit dan gedung-gedung pemerintah, Tak cukup disitu, kontroversial rokok juga dibahas oleh tokoh dan aktifis agama, ada yang menghukumi rokok haram, ada juga yang menghukuminya sebatas makruh.

Dari segi bisnis, juga sangat kontroversial, hanya perusahaan rokok saja yang berani menjual hasil produksinya dengan peringatan yang sangat mengerikan, dibungkus kemasan terpampang gambar yang mengerikan dan ditulisi merokok membunuhmu, tapi kenyataanya tetap saja rokok laris manis bahkan menyumbangkan pemasukan untuk negara cukup besar.

Dikutip dari https://tirto.id/ehbv (28 Agustus 2019) Kepala Sub Direktorat Tarif Cukai dan Harga Dasar Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), Sunaryo, menyebut relisasi penerimaan cukai hasil tembakau atau rokok sudah mencapai 48,9 persen dari target Rp158,9 triliun per Agustus 2019. Artinya, sudah ada sekitar Rp77,7 triliun cukai rokok yang masuk ke kantong instansinya. Hingga akhir tahun, ia optimistis target bakal terpenuhi rencana meski tak ada kenaikan tarif di tahun ini.

Mereka para perokok saat dinasehati, “jangan merokok mengakibatkan batuk” dengan enteng dia menjawab “bayi dan wanita yang tidak merokok juga batuk”. Ada lagi nasehat “daripada dibuat beli rokok, lebih baik ditabung”, mereka pun membantah “La sampean gak merokok, sudah mampu beli apa? Sudah mampu beli pesawat terbang?” tak kalah argumentasinya.

Jika mau jujur, yang membahayakan dan tidak baik untuk kesehatan sebenarnya bukan rokok saja, makanan dan minuman juga membahayakan jika mengonsumsinya berlebih-lebihan. Aktifitas-aktifitas lainya juga tidak baik untuk kesehatan jika dilakukan berlebih-lebihan, makan berlebihan, tidur berlebihan bahkan olahraga berlebihan juga tidak baik.

Allah berfirman “Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)

Dari Ibnu Mas’ud ra, bahwa Nabi saw bersabda: “Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan”, tiga kali Rasulullah menyebutkan hadits ini, baik sebagai berita tentang kehancuran mereka ataupun sebagai do’a untuk kehancuran mereka. (Diriwayatkan oleh Muslim (2670))

Apapun kontroversial tetang rokok, tetap saja bagi masyarakat umum apalagi masyarakat pedesaan. merokok adalah salah satu hiburan bagi mereka, teman setia saat istirahat sendirian, bahkan rokok lambang keakraban dan persaudaraan, terasa hambar jika ngobrol tidak merokok. Seusai makan nasi hangat, “jangan” kelor, ikan asin dan sambal trasi yang pedas, merokok terasa nikmat sampai ke ubun-ubun. “cak Samingan bacokan ditangkep hansip, mari mangan gak rokokan gak sip”.

Segala hal pasti ada hikmahnya, wallahu a'lam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post