Pendidikan merupakan sorotan semua orang di seluruh dunia. Dimana nilai-nilai kebudayaan dipraktikan dan diajarkan di dalamnya. Adanya virus covid-19 memberikan dampak yang menggemparkan di kalangan global. Sekarang peradaban baru tengah diterapkan dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah-sekolah, diantaranya memakai atau menggunakan protokol kesehata. Di SPM Islam Sabilurrosyad. Model pembelajaran Luring juga memberikan kesan baru dengan tampilan baru. Siswa menjaga prokes secara tepat guna pendidilan di Indonesia tetap terlaksana.

Pembelajaran di kelas memiliki kesan yang dapat mempengaruhi siswa, dimana guru dituntut sebagai transfer ilmu untuk memberikan mata pelajaran yang siswa setidaknya harus mengerti ilmu yang disampaikan. Dengan begitu bisa menggunakanmedia pembelajaran sebaai alat bantu guru menyampaikan materi kepada siswa. Di SMP Islam Sabilurrosyad ketika awal pandemi covid-19 pembelajaran dialihkan di dalam jaringan, media yang digunakan yaitu Google Calss Room. Hal yang dilakukan guru yaitu dalam pembelajaran guru meberi salam, ceramah awal, dan baru diberi tugas dengan cara menuliskan di room yang tersedia. Namun pembelajaran dalam jaringan tidak bertahan lama ketika Ketua Yayasan menyuruh siswa untuk kembali ke Pondok sehingga pembelajaran mulai di luar jaringan.

Pelaksanaan pembelajaranyang dilakukan siswa terutama siswa kelas VII IPS yaitu tatap muka, namun dengan selalu memperhatikan protokol kesehatan. Diwaktu-waktu sekarang ini, penyebaran mata rantai covid-19 sudah berkurang, malah tidak ada penambahan kasus yang benar serius. Jadi beberpa sekolah sudah buka kembali. Untuk hal ini, SMP Islam Sabilurrosyad sudah melakukan pembelajaran seperti di dalam kelas. Ketika pemnbelajaran IPS bertema “Persebaran Flora dan Fauna di Idonesia”, guru membuat RPP setiap pertemuan. Perencanaan sebelum pembelajaran sangat perlu dipersiapkan baik tertulis atau secara mental. Karena mengajar bukan sekedar mengajar, melainkan proses transfer ilmu dan menjembatani siswa supaya dapat meraih cita-cita di masa depan. Biasanya guru membuat RPP untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar supaya waktu yang digunakan selama pembelajaran memiliki arah dan lebih efisien. Di dalam RPP dirumuskan pula penggunaan media pembelajaran sebagai acuan guru dan bahan evaluasi nantinya di dalam pelaksanaan pembelajaran. Bab Persebaran Flora Fauna di Indonesia, selain siswa memahami penerangan dai guru ketika menjelaskan, namun guru menggunakan media pembelajaran. Salah satunya peta Indonesia, peta persebaran flora fauna di Indonesia. Bentuk media peta ini ukurannya 1:250.000, dengan di dalamnya secara umum terdapat topografi, Judul Peta, warna, skala, garis, tanggal pembuatan peta, dll. Ketika peta dibwa di kelas-kelas maka siswa lebih tertarik dan dapat mengamatinya secara bersamaa. Menerangkan persebaran flora fauna siswa dapat membayangkan di Indonesia bagian mana tumbuhan serta hewan ini berada.

Pembagian biasanya dibagi menjadi 3 wilayah dalam persebaran, di dalam peta yang dijadikan guru sebagai alat bantu menjelaskan, biasanya ada garis imajiner yang membatasi wilayah bagian timur, wilayah bagian barat, serta bagian peralihan. Siswa akan dijelaskan dan kemudian mampu menjelaskan setelah guru ceramah dan memahamkan. Biasanya media peta digunakan untuk mengasah, siswa akan ditunjuk kedapan dengan menghafal dimana hewan dan tumbuhan terletak di wilayah bagian apa saja. Dengan begitu pemahaman hafalan akan meresap dan bisa di simpan di memori mereka. Jadi media Peta memiliki keevektifan yang membuat siswa masuk di dalamnya. Maksudnya siswa akan membayangkan mereka berada di pulau-pulau Indonesia. Selain besar ukuran peta juga memiliki warna yang menarik siswa dalam mata pelajaran ini. Jadi funsi daripada peta ini membantu siswa mengantarkan pemahaman akan mata pelajaran IPS dengan semudah-mudahnya. Karena siswa akan diajak berfikir bagaimana flora dan fauna ini dapat tumbuh dan pasti mengaitkan pembelajaran dengan lingkungan. Sebab lingkungan juga menjadi sumber belajar siswa. Peradaban pembelajaran akan terekam semua dengan lingkungan yang mereka tempati.

Kemudian dalam hal keaktifan siswa, guru juga sebagai fasilitator terbaik yang menyambungkan siswa dan memberi materi untuk didiskusikan. Siswa diminta untuk mendiskusikan flora-fauna yang langka bersama kelompoknya. Dengan diberi waktu beberapa menit akan meiliki ide,kreasi, pemikiran kritis kemudian akan disampaikan dari perwakilan kelompok maju menyampaikan masalah dan argumennya. Dari sini guru mengamati bagaimana berjalannya pembelajaran dan guru juga bisa menilai keaktivan secara gamblang. Bisa menggunakan cara mempresentasikan hasil argumen, berpendapat, bertanya, menjawab pertanyaan, serta memberi sanggahan. Jadi media pembelajaran juga memiliki pengaruh membentuk keaktifan siswa di kelas. Banyak dampak baik ketika guru bisa menggunakan media pembelajaran dengn tepat dan sesuai dengan melihat lagi acuan yang telah dibuat yaitu RPP.