Nabila Sari

Dengan menulis berarti kita membaca Sedang belajar segala sesuatunya Semoga bermanfaat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Memetik Beberapa Keindahan di Tamanmu

Memetik Beberapa Keindahan di Tamanmu

Menggugah semangatku. Pagi itu aku terbangun dari ditidurku, sambil melihat arah jam di meja sebelah tempat tidur, jarum tepat di angka 6 pas. Kemudian kubersiap-siap untuk jalan keliling kompleksku. Aku sebenarnya sudah mengincar bentuk indah warna-warni itu di sepanjang tamannya. Banyak orang berfoto ria di sana, karena tamannya dibuka untuk umum. Namun aku tidak tertarik untuk berfoto di taman itu, aku hanya tertarik dengan yang ada di taman itu, serangkaian dan berjajaran merkah merona menjadikanku teramat ingin memilikinya.

Aku berjalan dan mendekatinya, seakan-akan ada daya magnetik, yang mengarahkan tubuhku untuk tertuju kearahnya serta mendekatinya secara perlahan. Salain itu bau semerbak sudah mengelilingi penciumanku, menambah gairah tubuhku, untuk memilikinya. Semakin mendekat semakin terbuai keindahan dan kecantikannya. Dan aku sudah sampai di depannya, lalu kupandangi dengan mata sayu sambil tersenyum, tatkala jemariku menyentuh perlahan dan memegangnya dengan sangat penuh harap. Pikiranku terarah kepadanya, kesenangan bukan main dapat sedekat ini dengannya. Apalagi bentukan yang berbeda-beda indah nan harum, lalu samakin kudekatkan hidungku dengannya semakin tercium aroma khas, aroma kehidupan yang memasuki hidungku hingga ke arah pikiranku. Tiba-tiba dari arah samping kiri terdengar suara serta seruan "ambil saja mbak, bila mbak inging", langsungku menoleh ke arah kiri dan melebarkan bibirku tanda kuberikan itikat baik serta kuanggukkan kepala tanda mengiyakan. Karena mungkin orang tersebut seakan-akan tahu kalau aku menginginkan bunga itu. Lalu mulai kupetik secara perlahan dari beberapa jenisnya yang ada dan aku sudah menyiapkan botol kosong untuk tempatnya pembawaan. Seusai itu aku menghampiri orang yang berseru tadi untuk mengucap dan memberikan beberapa gantinya sebagaiku diperbolehkan mengambil bunga cantik miliknya. Jawabnya "tidak usah mbak, tidak apa-apa dengan senang hati, boleh mbak bawa dan apa yang sudah mbak petik itu menjadi milik mbak". Aku membalas dengan senyum lebar dan mengucapkan terima kasih kepadanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ibu cantik.. Sukses selalu

16 Jul
Balas

Aamiin Terima kasih ibu juga

16 Jul

Salam literasi

16 Jul
Balas

Salam literasi bu

16 Jul



search

New Post