Banyak ilmu dicari sebagai pemahaman diri.

Banyak hal dipelajari sebagai pengetahuan diri.

Banyak tindakan dilakukan sebagai pengalaman diri.

Sebagaimana manusia menjalani perannya

Berbagai macam karekater pemikirannya.

Sejatinya semua memiliki pola pikir masing-masing.

Ada Yang pandai ada pula Yang masih belum pandai.

Orang-orang seakan akan terstigma memberi gelar bodoh bagi Yang tidak bisa dalam bidang pendidikan.

Padahal kepandaian tidak hanya dilihat dibidang pendidikan.

Otak manusia diciptakan sama, namun cara orang berpikirnya beda-beda.

Bisa jadi tidak dibidang itu saja, bisa jadi bidangnya baik di cara menyikapi kehidupan.

Belum tentu orang pandai bisa menyikapi hidup secara baik.

Karena kepandaian akan sia sia jika tak di barengi dengan adab.

Segalanya memang butuh ilmu, namun ilmu semata mata bukan segalanya.

Di zaman jahiliah apakah kaum tersbut bodoh? Apakah kaum jahiliah tidak berpikir. Tidak begitu, di zaman jahiliah kaum sudah kenal baca, tulis, lukis, memasak, membangun rumah Dan jauh lainnya. Namun kesalahannya mereka belum mengenal adab diri. Belum mengenal hal prestis. Lantas kemudian oleh Allah dihadirkanlah sosok penerang, baginda Rasulullah Muhammad, beliau Yang merupakan nabi terakhir di dunia Yang memiliki lebih indah daripada cahaya apapun di muka bumi, sesempurna-sempurnanya manusia di muka bumi dengan akhlak yang sangat mulia, sebagai utusan dan kekasihnya Allah untuk membenarkan kejahiliahan pada saat itu dan hingga sekarang ini.

Maka dari itu lambat laun manusia semakin beradab dan mulia, hal penting (prestise) sudah diajarkan dan praktikkan oleh baginda Muhammad sekalipun beliau saat berdakwah untuk menyampaikan ajaran kebenaran yang rahmatanlilalamin yaitu agama islam. Karena semuanya itu, di zaman sekarang semakin meningkat pengetahuannya ilmunya dan serta belajar adab.