"Pak, di perpustakaan boleh bawa makanan?"

"Silahkan!"

"Pak, mau ikut ngadem di perpustakaan."

"Oke."

"Pak, bacanya boleh sambil tiduran."

"Sangat boleh.."

Sambil pura-pura baca buku dan diam-diam mengaktifkan kamera handphone, saya mengambil gambar mereka.

Ada yang sedang asyik bercengkrama dengan buku. Ada yang sedang memilih buku di rak. Ada juga yang sedang berdiskusi. Ada juga yang sedang tidur.

Saya tak membuat aturan banyak tentang pengunjung perpustakaan. Dikunjungi saja rasanya sudah bahagia.

Tak semua yang datang tujuannya untuk membaca. Tujuan mereka beragam. Ada yang mau istirahat, ada yang ikut ngadem dan ada juga yang curhat. Saya tak melarangnya.

Yang terpenting mereka tak anarkis. Semisal membakar ban di dalam perpustakaan. Itu yang tak boleh.

Ketika mereka mengisi buku tamu, saya tak pernah memerintah mereka untuk membaca buku-buku itu. Biarkan saja. Biarkan hati dan jiwanya yang tergerak sendiri untuk menyentuh dan membaca buku itu.

Barangkali sebagian orang menilai itu cara yang salah. Cara mendidik salah. "Masa mendidik seperti itu. Acuh tak acuh." Begitulah penilaian mereka.

Namun perlu diketahui, di sini saya hanya ingin mengajarkan pada mereka tentang "cinta membaca buku". Bahwa membaca buku menyenangkan dan mengasyikkan.

Saya ingin mereka menjadi penasaran. Saya ingin mereka berkenalan sendiri dengan buku. Saya ingin mereka berdialog secara pribadi dengan buku-buku yang berderet itu. Dengan begitu, semoga mereka benar-benar cinta. Cinta buku. Cinta membaca buku.