Seuntai Doa Buat Ibu Guru
Hari yang cerah itu bukanlah hari yang mencerahkan buat ibu Atikah ,permasalahan yang dihadapinya rasanya tidak ada ujungnya. Seorang gadis yang dikenal sebagai penggerak remaja di daerahnya,seorang gadis yang dikenal sebagai muslimah yang menjadi panutan ditengah - tengah masyarakat pada akhirnya harus mengakhiri masa lajangnya dengan seorang lelaki yang sudah beristri.Mengingat semua itu dia seperti mau memberontak,tapi jika dia memberontak bagaimana nasib keluarganya?
Sebagai anak pertama dalam keluarga,Ibu Atikah memang adalah harapan keluarganya.Suatu kemujuran bagi keluarga mereka karena memiliki ibu Atikah sebagai anak pertama yang cerdas ,kreatif dan lincah,sehingga dengan kecerdasannya saat ada ujian seleksi CPNS ,Ibu Atikah dengan mudah lulus dalam ujian itu.Ibu Atikah bukan hanya mengajar di sekolah tetapi dia juga mengajar di lembaga kursus yang terkenal di daerahnya.Diwaktu senggangnya diapun aktif membina Pemuda Karang Taruna.Dari aktifitasnya yang padat itu Ibu Atikah bisa membayai kehidupan keluarganya,dan menyekolahkan adik-adiknya.Ayahnya yang sebagai pelaut pada akhirnya menyerahkan seluruh tanggung jawabnya pada anak pertamanya,karena kondisi tubuhnya yang mulai lemah karena sakit.
Sampai akhirnya sang Ayah tidak bisa menolak ketika ada keluarganya yang sering membantunya dalam pengobatannya tertarik pada anak gadisnya,dengan alasan isterinya mengizinkan dia menikah karena sang isteripun sudah dua tahun terbaring sakit karena stroke.Lelaki itu adalah seorang pengusaha rumput laut yang sering membantu petani rumput laut di tempat Ibu Atikah tinggal.
Sebenarnya semua akan baik-baik saja, jika saja tidak ada gunjinganan orang-orang yang tinggal disekitar Ibu Atikah. Gunjingan tetangga itu akhirnya terdengar oleh ibu Atikah yang membuat Ibu Atikah merasa tertekan,Ibu Atikah sang guru Bimbingan Konseling,wanita sholehah yang jadi tauladan pada akhirnya tak kuat menerima kenyataan itu.
Ibu Atikah jadi gadis pemurung ,aktifitasnya selama ini yang dia lakukan tidak pernah lagi dia kerjakan.Anak-anak peserta didiknya juga merasa kehilangan sosoknya.Tidak ada lagi senyum cerianya di pagi hari tatkala menjemput peserta didik.Dia tidak ada lagi berdiri dideretan guru-guru yang menjemput siswa di pagi hari.Ketika shalat berjamaah di Mushallah sekolah diapun tidak ada.Anak -anak peserta didiknya mulai merasa kehilangan dan merindukannya.
Kemana Ibu Atikah ? Pertanyaan itu sering muncul pada peserta didiiknya.
Bersambung
Tantangan Menulis Hari ke-58
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen tulisannya
Terima kasih Bu
Mantaaaapppppp
Salam kenal
Semoga Bu Atikah baik baik saja. Ditunggu kelanjutannya Bu
Terima kasih Bu,Insya Allah semoga tidak halangan ceritanya bisa berlanjut.
Ditunggu kisah berikutnya Bu. Kisah yg mantap. Salam kenal dan sehat selalu
Aamiin.Doa yang sama buat Ibu.Salam kenal Bu.
Ditunggu kelanjutannya
Terima kasih Bu,salam literasi.
Aamiin. Lanjuuut deh!