Tantangan menulis hari ke-36

Senang, bercampur haru saat si sulung sudah bisa mengemban tugas menunggu toko perabot di rumah. Kami tidak mempunyai asisten rumah tangga jadi semua tugas rumah kami kerjakan secara sendiri dengan berbagi tugas dengan suami dan anak- anak.

Tidak mudah melatih anak- anak untuk ikut andil dalam pembagian tugas. Di awal- awal pasti mereka memberontak, tidak suka dan terbebani. Namun dengan contoh tindakan nyata orang tua pastilah lama kelamaan mereka merasa kasian dan ingin membantu menyelesaikan tugas- tugas rumah.

Di awal mulai membuka usaha toko perabot semua harus saya lakukan sendiri, mulai dari belanja produk, menata, menunggu dan mengelola keuangan toko. All round saya handle sendiri. Toko dibuka cuma pada saat saya libur mengajar di hari Sabtu dan Minggu. Untuk setiap harinya hanya buka sesudah saya pulang sekolah sekitar jam 4 sore sampai jam 9 malam.

Cukup padat tugas dan tanggung jawab sebagai seorang wirausaha. Pelan tapi pasti mulai ku latih anak sulungku untuk mengelola usaha kami. Ku masukkan dia ke group WA yang berisi reseller- reseller RD Perabot. Dengan demikian sulung sangat tahu harga- harga produk yang kami jual.

Sengaja ku latih sulungku berwirausaha sejak dini, agar saat sudah dewasa nanti dia sudah terbiasa mengelola usaha sendiri. Banyak hal yang harus di latih kepada sulungku untuk melatih mental berwirausaha. Di awal dia masih canggung namun seiring berjalannya waktu terlihat dia mulai nyaman mewakili saya untuk menjaga toko.

Bersyukur sebagian tugas saya untuk standby di toko diambil alih si sulung. Waktu saya jadi lebih banyak untuk menyelesaikan tugas- tugas rumah yang selama ini terbengkelai. Setiap anak- anak saya membantu saya pasti saya mengucapkan terimakasih sebagai penghargaan atas usaha mereka. Semoga kalian menjadi anak- anak sholeh yang berbakti pada orang tua. aamiin,

Semangat untuk melatih anak berwirausaha.

Purworejo, 5 februari 2022