Tetaplah tersenyum meski terasa menyakitkan, " begitulah kalimat motivasi dari walas kelas ipk1 dalam upacara senin pagi. Nasehat panjang lebar dari pembina upacara tidak sepenuhnya saya simak karena suasana yang panas, membuat kami gelisah.

Curi pandang ke kiri dan ke kanan terlihat beberapa guru yang posisi istirahat di tempat tidak lagi sempurna.

Bu Rini memberi kode sambil melebarkan mulutnya, "Senyuuuum," katanya. Akhirnya semua senyum menahan panas dan capek berdiri.

Selesai upacara bendera kami bergerak ke ruang guru, sambil cengar-cengir. "Kita kerjain yuk bu Az," usul Pak Feb yang disambut dengan gerakan serentak rombongan guru. Pagi itu, setiap kami dapat jatah sedekah rambutan yang sangat manis dari salah seorang guru yang punya kebun buah. Sengaja bagian Bu Az kami sembunyikan karena dia sedang sibuk foto selfi dengan siswa bimbingannya.

Saatnya Bu Az masuk ke ruang guru, ada tatapan heran dari wajahnya melihat di meja kami masing-masing tergeletak sekantong rambutan yang menggiurkan. "Mana buat saya?" kami jawab serentak "Habiiis bu...gak ada buat ibu."

Bu Az cemberut, kami bertepuk tangan...sambil koor dengan suara cempreng "Senyuuuum meskipun menyakitkan."

"Aah...nasehat tadi kan buat siswa bukan buat saya," katanya sambil mengambil dua butir rambutan dari kantong masing-masing kami.

Hasilnya dia dapat bagian paling banyak, dan kami hanya bisa "senyum meski sakit:

###

13124, indahnyadisekolah