Sendiri Lagi
Hari menulis ke-3 (689)
#TantanganGurusiana
.
Sendiri Lagi
(Puisi Prosais)
Oleh: Mursyidah
.
Siang itu nyaris tak bermentari. Sinar perkasanya tak mampu menembus tebalnya awan mendung. Deru angin membawa dingin, memperkeruh suasana hati. Terpaan tempias menampar wajah sendu yang termangu di depan jendela rumah tua itu.
Dalam samar kabut hati kutangkap sosok yang cukup kukenal lahir batin itu. Tubuh kurusnya terhenyak di bangku ruang tanpa sekat. Kucoba membaca isi hatinya, agar kutahu sesakit apa deritanya setelah perpisahan kami dua bulan lalu.
Kudengar tangisan hatinya, kudengar rintihan jiwanya, kubaca sakit keluhnya. Kutampung semua muntahan sesalnya di kepalaku. Sungguh, dia menyesali langkah salahnya. Hingga manis egoisnya kini dia rasa pahit bagai empedu.
Dia kibarkan bendera putih, tanda menyerah. Namun sumpah sakti talak tidak bisa dicabut seenak perut. Jalan untuk kembali terlalu panjang dan berliku untuk dia lewati.
Ratap tangisnya kini nyata kulihat. Memancing belas kasih dariku yang dia campakkan. Tapi air mataku sudah kering untuknya. Pintu hatiku pun sudah kututup rapat. Jalan yang dia tunjukkan untukku kala di persimpangan dulu sudah kutempuh.
Sudahlah, aku sudah nyaman di tempat yang kau pilihkan. Kau lewati saja jalan hidupmu sendiri. Aku berjanji tidak akan interpensi.
Pincuran Tujuah, 03012022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar