Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
'MUDIK PULANG YANG LEBIH DARI SEKADAR PERJALANAN    (T.1574H)

'MUDIK PULANG YANG LEBIH DARI SEKADAR PERJALANAN (T.1574H)

Ditulis oleh Mursalim Nawawi Chaling Gbc

Mudik itu bukan sekadar balik kampung, bukan cuma urusan tiket dan koper yang penuh oleh-oleh. Mudik adalah perjalanan hati.

Setiap tahun, jutaan orang rela berdesakan, menempuh ribuan kilometer, menerobos macet yang bikin puyeng. Kenapa? Karena di ujung jalan itu, ada pelukan hangat orang tua, ada tawa saudara, dan ada kenangan yang menunggu untuk dihidupkan kembali.

---

1. Pulang Itu Bukan Sekadar Fisik, Tapi Juga Batin

Di kota, kita sibuk. Kerja, sekolah, ngejar deadline, ngejar impian. Tapi saat lebaran tiba, hati ini tahu, ada tempat yang selalu menunggu: rumah.

Bukan rumah dalam arti bangunan, tapi tempat di mana kita tumbuh, di mana suara ibu membangunkan sahur, di mana ayah mengajak ke masjid, dan di mana nostalgia masa kecil berputar kembali.

---

2. Mudik Itu Vitamin untuk Jiwa

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari & Muslim)

Setahun berjibaku dengan dunia, pulang kampung itu seperti recharge energi. Kita lelah dengan rutinitas? Ketemu ibu, semua lelah hilang. Kita jenuh dengan kerjaan? Ngobrol sama saudara, semua jadi ringan.

Mudik bukan hanya soal bertemu keluarga, tapi juga menyambung berkah.

---

3. Lebaran Itu Tak Sama Tanpa Mudik

Bisa saja sih, lebaran di kota. Salat Id di lapangan dekat kos, buka puasa di warung langganan, atau sekadar kirim ucapan ke keluarga.

Tapi apakah rasanya sama?

Enggak. Karena lebaran sejati itu terasa ketika kita pulang.

Ketika kita lihat senyum ibu yang bercampur haru.

Ketika kita duduk di ruang tamu, ngobrol ngalor-ngidul dengan saudara.

Ketika kita cium tangan ayah dan mendengar doa-doanya yang penuh makna.

Lebaran tanpa mudik itu seperti ketupat tanpa opor, seperti takbiran tanpa bedug. Ada, tapi ada yang kurang.

---

4. Mumpung Masih Ada Kesempatan, Pulanglah

Banyak yang menunda mudik dengan alasan: sibuk, biaya mahal, atau sekadar malas menghadapi macet. Tapi, apakah orang tua kita bisa menunggu selamanya?

Waktu terus berjalan. Kita makin tua, mereka juga. Jangan sampai suatu hari nanti, kita pulang bukan untuk memeluk mereka, tapi untuk mengunjungi pusaranya.

Jangan sampai kita menyesal karena dulu terlalu sibuk mengejar dunia, hingga lupa pulang ke tempat di mana cinta dan doa selalu ada.

---

Kesimpulan: Mudik Itu Lebih dari Perjalanan, Itu Pulang ke Cinta Sejati

Mudik bukan hanya urusan menempuh kilometer, bukan cuma tiket dan koper.

Mudik adalah kembali ke akar, kembali ke cinta tanpa syarat, kembali ke tempat di mana kita selalu diterima apa adanya.

Jadi, kalau masih ada kesempatan, pulanglah. Peluk mereka selagi bisa. Karena suatu hari nanti, kita akan rindu momen ini.

Selamat mudik! Semoga perjalananmu penuh berkah dan selamat sampai tujuan.

Demikian tulisan ini dibuat, semoga bermanfaat

Salam hari raya, #MNGBC #mn_gbc

#lebaran #puasaramadhan #ramadan #ramadhan #bulanpuasa @sorotan #idulfitri #silaturrahmi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post