Ketahanan Sekolah di Masa Pandemi Covid-19
“Di era kenormalan baru, sekolah tetap harus eksis. Salah satunya melalui ketahanan sekolah.” Demikian inti pengarahan dari Pengawas SMP yang disampaikan pada Senin, 15 Juni 2020 di Demak. Untuk selengkapnya bisa dibaca di bawah ini.
Sebagai tempat pembelajaran, sekolah merupakan tempat interaksi antara guru dan siswa. Namun demikian yang terjadi saat ini guru senantiasa berkewajiban datang ke sekolah sementara siswanya berada di rumah. Tidak ada proses interaksi dan komunikasi antara siswa dan guru. Dengan demikian tidak memungkinkan terjadinya proses pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, guru bisa menggunakan dan memanfaatkan berbagai aplikasi yang tersedia di dunia maya seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Team, Webex, dan lain-lain. Aplikasi ini sangat membantu apabila dipakai untuk mendukung pembelajaran daring. Masalahnya adalah tidak semua sekolah atau siswa memiliki sarana pendukung untuk mengakses aplikasi yang tersedia. Sebagian besar sekolah di daerah siswanya masih banyak yang belum memiliki hape berbasis android. Sehingga mereka akan kesulitan seandainya sekolah menyelenggarakan pembelajaran daring.
Penggunaan Whatsapp dan berbagai aplikasi lainnya sebenarnya juga sudah dimanfaatkan oleh para guru. Guru memberi tugas, soal, dan latihan. Selanjutnya siswa mengerjakan tugas dan mendapatkan nilai. Cara seperti ini sepintas menunjukkan pembelajaran daring walaupun sebenarnya belum memenuhi yang dipersyaratkan. Tugas atau soal yang diberikan melalui aplikasi WA atau yang lainnya, termasuk Google Form hanya bersifat penilaian semata. Tidak terjadi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Proses pembelajaran hanya terjadi kalau ada interaksi dan komunikasi efektif antara guru dan siswa. Dalam model scientific approach, misalnya, proses pembelajaran siswa terjadi apabila siswa melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
WA dan Google Form merupakan aplikasi yang sangat bagus untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, terutama untuk penilaian pembelajaran. Selebihnya, proses pembelajaran terjadi ketika guru melengkapinya dengan video pembelajaran. Bagaimanapun, tugas melalui WA atau Google Form itu bukanlah bentuk pembelajaran daring. Sehingga perlu diupayakan di masa pandemi saat ini sekolah mengadakan pembelajaran berbasis daring. Targetnya, kegiatan belajar dari rumah yang dilakukan oleh siswa bisa efektif dan mencapai target.
Pembelajaran daring berarti guru menggunakan laptop yang diisi dengan aplikasi pendukung. Selanjutnya siswa terhubung dengan aplikasi yang dipakai guru. Antara guru dan siswa melakukan interaksi dan komunikasi secara langsung. Dengan demikian siswa bisa belajar dan guru bisa melayani permasalahan yang dihadapi siswa secara langsung.
Bagaimanapun untuk saat ini pembelajaran model daring belum bisa sepenuhnya dilakukan di jenjang SMP. Apalagi bagi sekolah di daerah. Pembelajaran daring baru dimungkinkan di kalangan perguruan tinggi di mana mahasiswanya sudah memiliki kesadaran untuk mengakses aplikasi, mengetahui kemanfaatannya, dan familiar dengan aplikasi yang digunakan. Hambatan terbesar seandainya pembelajaran daring dilakukan di jenjang SMP adalah kepemilikan perangkat android. Secara umum tidak ada yang melebihi 85% siswa yang memiliki hape android.
Sebagai aplikasi “sejuta umat”, WA sangat mungkin untuk digunakan mendukung proses pembelajaran. Guru tidak sekadar mengirimkan tugas atau soal melainkan dengan memberi materi yang bisa dipelajari dan dipahami siswa. Di antaranya melalui pemberian video pembelajaran yang dibuat oleh gurunya sendiri. Untuk itu, guru harus menguasai cara pembuatan aplikasi pembelajaran atau cara memproduksi video pembelajaran.
Yang perlu diperhatikan di masa pandemi Corona-19, ketahanan sekolah harus disertai dengan kesadaran guru untuk menyiapkan pembelajaran secara baik. Salah satu yang harus dilakukan adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) era pandemi. RPP ini jelas berbeda dengan yang dibuat sebelumnya. RPP harus berisi skenario yang mengakomodasi kondisi pandemi dengan mempertimbangkan kondisi siswa, waktu yang digunakan, dan hambatan yang dihadapi baik sekolah, guru, maupun siswa. Jika dalam menyiapkan RPP ini masih menghadapi kesulitan, guru bisa berkonsultasi pada kepala sekolah atau pengawas. Yang penting guru mau mencoba. Tidak ada ruginya guru berinovasi. Kreatif dan mau berusaha.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap...
S7 pak leck...
Sungguh kondisi ideal seperti ini sangat mudah diraih jika ada sinergi yang solid antara guru dengan kepala sekolah dan juga pengawas.
Mantap! Guru kreatif, inovatif dan I.
mantap pak.........