TEATER KARDUS (150)

#cernak

#tantangangurusiana

Pagi ini Zafa menemukan kardus besar bekas kemasan rokok gudang garam di pinggir jalan.

"Aku bisa menggunakan ini untuk membuat pertunjukan boneka bersama teman-teman," fikir Zafa.

Zafa bergegas pulang dan mencari kaos kaki bekas di lemari Ibunya. Ia menggunakan kaos kaki-kaos kaki itu untuk membuat boneka dan memberi mereka nama Alif, Nizom, dan Syafiq seperti nama teman-temannya. Ia membolongi bagian depan kardus, sehingga nampak seperti layar.

Zafa mengundang teman-temannya untuk berkumpul di teras. "Ayo kita bermain pertunjukan teman-teman" ajaknya.

"Aku tak sabar menunggu pertujukannya dimulai," kata Alif gembira.

Ketika boneka Alif muncul, semua tertawa terbahak-bahak. "Namaku A-L-I-F" kata Zafa dengan menirukan suara Alif.

Aku harus mendapat giliran mrlakukannya," kata Alif geli. Ia bergabung bersama Zafa di dalam kardus dan memakai boneka Nizom. Nizom bertepuk tangan, lalu bergabung bersama mereka. "Aku menonton sendirian," guman Syafiq. "Aku mau mendapat giliran juga di dalam kardus!"

Tak lama kemudian Syafiq pun ikut bergabung dalam kegembiraan itu. "Aku suka bermain drama!" Zafa tertawa geli sambil menggerak-gerakkan boneka kaos kakinya.

Tiba-tiba mereka sadar bahwa tak seorang pun menonton mereka.

"Kita tidak bisa membuat pertunjukan tanpa ada penontonnya," teriak Nizom. "Harus ada yang keluar dan menonton."

Tetapi, tidak ada yang mau keluar, karena menyenangkan sekali bermain dengan boneka kaos kaki.

"Aku ada ide" teriak Alif. "Ayo kita buat pertunjukan untuk para boneka, mereka bisa menjadi penonton kita." Semua setuju, itu ide yang bagus.

Maka Zafa dan teman-temannya terus bermain di dalam kardus, sementara barisan boneka yang tersenyum duduk di luar menonton mereka.