Kekuatan Sikap
Tantangan hari ke- 29
#tantangangurusiana#
Kekuatan sikap
"Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia telah beruntung. Barang siapa hari ini sama dengan kemarin, maka ia merugi. Barang siapa hari ini lebih buruk dari kemarin, maka ia terlaknat".
Pada sebuah pelatihan saya pernah mendengar pernyataan yang menyatakan bahwa seseorang mendapatkan pekerjaan, 85 persen keberhasilannya disebabkan sikap mereka, dan hanya 15 persen dipengaruhi oleh kepandaian dan pengetahuan mereka.
Mengapa bisa demikian? Sikap merupakan cerminan diri kita yang sesungguhnya. Akarnya ke dalam dan buahnya ke luar. Sikap bisa menjadi sahabat yang baik ataupun musuh terbesar. Sikap dapat mendekatkan orang pada kita atau menjauhkan mereka. Sikap kumpulan masa lalu, kenyataan hari ini dan kesuksesan di masa depan.
Sikap kita menunjukkan pada dunia,apa yang kita harapkan dari kehidupan. Sikap menunjukkan seberapa baik kita melakukan sesuatu. Sikap berbicara lebih banyak dari sekedar kata. Sikap menentukan hubungan orang lain pada kita. Siapa kita ditentukan oleh apa yang berulang-ulang kita perbuat. Inilah yang disebut kebiasaan.
Dalam membentuk sikap ini,setidaknya ada beberapa hal yang mempengaruhi kita. Diantarnya adalah pengalaman dan lingkungan. " Guru yang terbaik adalah pengalaman" demikian ujar Ali bin Abi Thalib ra. Pengalamanlah yang mempengaruhi kita untuk mendapat suplai informasi yang ada dalam otak. Dan yang tak kalah pentingnya adalah lingkungan. Lingkungan positif akan membawa kenyamanan dan kebahagiaan. Orang yang memiliki sikap negatif, cenderung sulit mempertahankan hubungan persahabatan, tali pernikahan, dan pekerjaan.
Perhatikanlah kebiasaanmu maka engkau akan memetik karakter akhlakmu. Perhatikanlah karakter akhlakmu, itulah dirimu. Dalam hal ini mungkin kita bisa belajar dari sikap alam, mengenai hukum tanam dan tunai.
Miliki niat, keinginan, kehendak untuk menanam, inilah titik awalnya. " Maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah semoga kekal di dalamnya" (Al jumuah:10).
Kita harus menanam, baru menuai. Usaha saja dulu. Kita harus memberi dulu baru akan menerima. " Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (Al baqarah:286).
Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Jika menanam padi, maka kita akan menikmati padi, bukannya gandum. " Jika kamu berbuat baik, maka kamu berbuaz baik bagi dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri" ( Al Israa: 7).
Cobalah mengawali ilmu menanam dan tuai ini dari diri kita sendiri. Kita memahami terlebih dahulu. Kita yang mau mendengar. Kita yang bersyukur atas apa yang diperoleh. Kita yang memiliki harapan. Kita yang memiliki ide dan kreatif. Kita yang peka pada perubahan. Kita yang mau mencoba dan terus mencoba. Kita yang tak berhenti belajar,berbagi dan tidak menunda pekerjaan menunggu esok hari tiba. Kita yang bangkit dari kesalahan dan kita yang senantiasa dekat dengan Allah SWT.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subha nallah... Tulisan ibu sangat meinspirasi. Terima kasih bu. .
Terimaksih kembali bu,,,sy msih belajar