Murdianah,SP

Guru di SMKN 1 Pringgasela Lombok Timur NTB. Bersama kanker terus belajar, berjuang, menentang dan menang. Hidup menjadi manusia baru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Budaya Nyongkolan diGumi Sasak
Gendang belek salah satu kesenian suku sasak di Lombok

Budaya Nyongkolan diGumi Sasak

Tantangan hari ke-19

#tantangangurusiana#

Budaya Nyongkolan diGumi Sasak

Hari ini sepulang dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM) harusnya dua jam yang lalu sudah bisa berleha-leha tidur istirahat di rumah namun, kendaraan yang kami tumpangi terkendala macet karena beberapa rombongan iring-iringan pengantin dalam acara 'Nyongkolan' adat sasak Lombok.

Memang beberapa ritual keagamaan maupun ritual adat di pulau Lombok seringkali mengundang perhatian para wisatawan, seperti bau nyale, pujawali, perang topat atau presean. Salah satunya yang paling menarik menurut para wisatawan adalah Ritual atau Tradisi nyongkolan.

Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. kegiatan ini berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, dengan diiringi keluarga dan kerabat mempelai pria, memakai baju adat, serta rombongan musik seperti gamelan atau kelompok penabuh rebana, atau disertai Gendang beleq.

Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat dimana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.

Saat pelaksanaan tradisi nyongkolan ini, arak-arakan pasangan pengantin didampingi oleh dedare dedare dan terune terune sasak, juga ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, atau pemuka adat beserta sanak saudara berjalan mengelilingi desa. Peserta iring-iringan tersebut haruslah mengenakan pakaian khas adat suku Sasak, untuk peserta wanita menggunakan baju Lambung (kadang-kadang juga menggunakan baju kebaya), kereng nine / kain songket (sarung khas Lombok), sanggul (penghias kepala), anting dan asesoris lainnya. Bagi pengiring laki-laki menggunakan baju model jas berwarna hitam (atau variasi) yang dijuluki tegodek nongkeq, kereng selewoq poto (sarung tenun panjang khas Lombok) dan sapuk (ikat kepala khas Lombok).

Dalam tradisi nyongkolan, kedua pengantin diibaratkan seperti seorang raja dengan pasangan permaisuri-nya yang diiringi oleh para pengawal dan dayang-dayang istana. Dalam ritual khas pernikahan suku Sasak Lombok, nyongkolan merupakan bagian kecil ritual yang harus dilakukan oleh kedua mempelai.

Untuk memeriahkan acara nyongkolan, biasanya diiringi dengan tabuhan tabuhan gendang beleq khas Lombok, atau sejenis musik rebana dengan lagu lagu daerah Lombok disertai penari dengan pakaian khas tari. Jika sang pengantin merupakan kaum ningrat atau bangsawan, iring-iringan nyongkolan pastinya dilengkapi dengan gendang beleq dan pasukan berani mati yang berkostum seperti prajurit jaman dulu kala. Tidak hanya itu, rudat sebagai kesenian dari Timur Tengah dengan menampilkan berbagai gerakan pencak silat juga ikut meramaikan tradisi nyongkolan khas Sasak ini.

Uniknya, ada mitos dan kepercayaan yang masih dipegang oleh warga suku Sasak terkait dengan nyongkolan ini. Menurut kepercayaan lama yang masih berkembang dan turun temurun, jika tradisi nyongkolan tidak digelar setelah prosesi akad nikah sang pengantin, maka rumah tangga sang pengantin tersebut biasanya tidak akan bisa bertahan lama atau keturunan dari pasangan pengantin ini biasanya akan terlahir dalam kondisi cacat fisik, semisal kedok (baca: tuna rungu). Namun, belum ada yang bisa mengkonfirmasi kebenaran mitos ini, tetapi yang pasti hingga kini nyongkolan masih terus dilaksanakan dan tak jarang bisa menjadi pemicu utama kemacetan ruas-ruas jalanan di Pulau Lombok.

Jika Anda sedang berlibur ke Pulau Lombok, terutama akhir pekan, bisa jadi akan menemui beberapa ruas jalan yang sedikit macet dan ramai karena prosesi nyongkolan ini. Tradisi ini sampai saat ini masih dilaksanakan dan tentunya sangat menarik untuk anda abadikan. Apalagi masing masing iring-iringan nyongkolan ini memakai baju adat khas Sasak serta tari-tarian tradisional yang menarik. Jika Anda seorang Photographer atau hoby photo-photo, anda akan mendapatkan banyak sudut atau angle yang menarik dari berbagai macam seni dan iring-iringan nyongkolan ini. Semoga tradisi nyongkolan di Lombok ini bisa menjadi salah satu pelengkap liburan Anda ke Lombok, selain beberapa destinasi wisata alam yang menarik di Lombok seperti Gunung Rinjani, Bukit Malimbu, Pantai Senggigi atau pun pantai Selong Belanak di Lombok Tengah.

Mari Bapak Ibu Gurusiana berlibur ke Lombok😊😊

Selama berlibur di Lombok, pastikan Anda menginap di hotel yang nyaman. Untuk kawasan seputaran Mataram, Anda bisa menginap di Griya Asri Hotel, Bidari Hotel, Santika Hotel, Lombok Raya Hotel, Lombok Garden Hotel dan Lombok Plaza Hotel.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post