Aku Ingin Bebas
#tugasfabel_7
#bagian2
Syut!! Mendadak aku mengerem lajuku. Aku sengaja berenang lambat-lambat supaya ketinggalan rombongan. Dan, cihuy!! Strategiku berhasil! Mami dan semua sanak keluargaku sudah berada jauh di depan. Sekarang, saatnya aku melarikan diri!
Byuk...pyuk...! Kubalikkan arah kemudi ekorku, lalu...
Blast! Aku melesat ke arah berlawanan dengan yang dituju Mami dan rombongan.
Ya, aku bebas. BEBAS! Aku mau melihat-lihat terumbu karang cantik itu dulu, ah. Sambil mengeleng-geleng kepala karena bangga, aku mendekati karang yang merona jingga itu. Akan tetapi, lho...lho...lho..., ada apa ini?
Syut...syut! Aku terombang-ambing di tengah arus air. Ternyata arus air di tengah samudra ini sangat deras. Dengan sekuat tenaga aku mencoba mempertahankan arah lajuku. Tubuhku terayun-ayun kencang bahkan kadang terempas tak tentu arah. Aku bertanya dalam hati, kenapa selama ini aku tak pernah menemui arus air sederas ini, ya?
Oh, iya...mungkin karena, aku selalu berenang bersama Mami dan rombongan lumba-lumba. Jadi, arus deras ini takkan terasa kalau diarungi dalam satu rombongan besar. Aku juga selalu berenang di bawah badan Mami, jadi arus ini pasti sudah terpecah dahulu sebelum mengenai tubuhku.
Tapi, uft! Aku takkan menyerah!
Hosh! Huft! Kudorong kembali tubuhku sekuat tenaga. Yak, aku hampir sampai, sedikit lagi, sedikiiiit lagi. Namun, mendadak, napasku sesak. Astaga, aku lupa. Sudah waktunya aku mengambil napas lagi.
Kuliuk-liukkan tubuhku ke atas permukaan air. Kutahan napas sebisa mungkin. Aku tak mau paru-paruku kemasukan air. Aku bisa tenggelam nanti! Kusembulkan kepalaku sambil menghirup udara sepuas-puasnya. Sekarang tidak ada lagi yang akan memburu-buru aku. Tak ada lagi yang menyuruhku bergegas agar tak ketinggalan rombongan. Ah, ternyata kebebasan itu seindah ini. Aku menyeringai lebar.
Pyar! Kecipak air membuyarkan pikiranku. Siapa itu yang datang mendekat? Aku menoleh ke arah datangnya suara. Tampak benda segitiga runcing warna hitam membelah permukaan air. Ikankah? Atau, nelayan? Atau..
Tiba-tiba, benda itu menyembul ke atas air. Oh...benda itu adalah sosok ikan. Ukurannya besar sekali. Ikan itu membuka.
Hiiiy....! Aku bergidik ngeri. Mulut itu penuh gigi tajam bagaikan gergaji.
"Hiu...!" Aku sontak berteriak. "Lari...!" seruku pada diri sendiri. Aku berenang sekuat tenaga, menjauhi si gigi gergaji. Namun, malang...hiu kelaparab itu terus mengejarku. Apa yang harus aku lakukan? Aku ingat Ibu, bibi, paman, sepupu, dan kakak-kakakku. Di mana mereka sekarang? Kalau ada mereka, aku pasti selamat. Air mataku tiba-tiba menggenang.
"Klik, klik, klik!" Aku menjerit sekerasnya. "Mami? Mami! Toloong Fino, Mam!"
"Klik, klik, klik!" mendadak, aku mendengar ada yang membalas seruanku.
"Mami!" senangnya aku melihat Mami dan rombongan keluarga lumba-lumbaku. Mereka pun menyerbu si hiu. Hiu itu pun panik, dan berbalik arah kemudian meninggalkan kami.
"Terimakasih, Mami. Aku selamat!" Aku bersorak gembira. Tapi, bagaimana bisa Mami dan yang lain menemukanku? Pasti karena nyanyian klik, klik, klik-ku yang khas ya? Mulai saat itu, aku tak mau kabur lagi dari rombongan keluarga. Sudah cukup petualangan nakalku hari ini.
Tamat
Pringgasela, 30 Mei 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar