Penghapus Pensil Ajaib
Penghapus Pensil Ajaib
Tantangan Menulis hari ke-8
#TantanganGurusiana
Jika dibandingkan zamanku SD dulu di era 90 an, masa SD zaman sekarang sangat banyak sekali perbedaannya. Perbedaaan itu lebih terasa olehku. Karena hari ini anak sulungku sedang duduk di bangku kelas 1 SD. Terlepas dari bagus atau tidaknya sistem pengajaran pada dua masa ini. Aku hanya akan membahas tentang penghapus pensil.
Dulu aku hanya punya sepasang pensil dan penghapusnya. Dibelikan Ibu saat awal tahun ajaran. Itu tanpa peraut pensil. Jika ujungnya sudah tumpul terpaksa pinjam ke teman yang punya. Itu kalau dapat pinjaman. Kalau tidak terpaksa pensil nya di raut dengan pisau silet. Itupun yang sudah berkarat. Hanya bisa dipakai sedikit bagiannya saja. Kebanyakan dipakai dan sering masuk angin. Pisau silet itu milik bersama. Satu kelas boleh menggunakan. Jika sudah dipakai maka dikembalikan ke tempatnya diujung tembok yang sedikit retak.
Lain lagi dengan penghapus pensilnya. Zaman itu tidak banyak bentuk dan variasinya. Hanya berupa balok tipis ukuran 4 x 3 x 1 cm yang ada gambar bendera - bendera negara di dunia. Kalau sudah habis maka tak akan dapat ganti hingga tahun ajaran yang baru tiba. Alhasil ujung pensil diikat dengan karet gelang. Aku tidak tahu sejarahnya dari mana karet gelang bisa dipakai untuk menghapus pensil. Namun itu sangat ampuh menghapus tulisan yang salah. Meski tidak sebersih penghapus asli.
Nah sekarang aku bandingkan dengan kondisi anakku sendiri. Untuk urusan pensil dan penghapus rasa nya bak langit dan bumi. dengan mudahnya anakku gonta ganti perlengkapan nya itu sesuka hati. bahkan dia rela menahan uang jajan demi bisa beli penghapus atau pensil baru.
Kuakui memang bentuk rupanya yang bagus dan menarik itu jadi daya pikat si sulung untuk memilih mengoleksinya. Bentuk tabung, kuda poni, bahkan ada satu set penghapus yang menggambarkan identitas feminimisme yaitu tas, sepatu dan bibir.
“ ini kapan di beli kak” tanyaku suatu malam. Saat itu si sulung sedang membuat PR.
“ minggu lalu” jawabnya santai.
“ uang siapa” tanyaku lagi.
“ Uang jajan kakak” sambungnya.
“ tu pake uang siapa buat jajan” selidikku lagi.
“ kakak gak jajan” jawabnya lagi.
Begitu terus isi dialog kami kala kudapati penghapus atau pensil yang baru nongol di kotak pensilnya.
Meski rasanya benda itu bukan prioritas, namun ada bangga menyelinap dihatiku. Si sulung sudah belajar untuk memperoleh sesuatu tanpa memberatkan orang tuanya. Nilai karakter yang baik menurutku. Tambah lagi si sulung jadi tambah bersemangat membuat PR atau tugas sekolah lainnya kala penghapus-penghapus ajaib itu ada di sekelilingnya.semoga aku bisa mengarahkan karakternya ini untuk hal-hal baik lainnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Thanks so much sist
This is incredible writing , sist