Dapur dan Guru Matematika
Dulu aku sempat jadi sulung ketika ditinggal dua orang kakakku yang lanjut sekolah dan kuliah keluar kota. Mau tidak mau, suka tidak suka aku lah yang menjadi si tukang masak di rumah, sementara ayah hari- ke hari sibuk sebagai seorang guru dan da’i dan ibu seorang pedagang yang buka kios di Pasar Kecamatan.
Awalnya aku belum begitu mahir di dapur. Kadang ibu marah karena keasinan, kadang kemanisan kadang hambar meski sudah berkali-kali beliau ajarkan bagaimana memberi bumbu yang cukup. 4 tahun berlalu dalam rutinitas yang sama, pagi sekolah, pulang nanti langsung memasak dan itu membuatku cukup lihai dalam membagi waktu baik untuk belajar dan bekerja membantu orang tua. Kadang aku lelah dengan semua itu namun karena keikhlasan aku jalani semuanya meski terkadang cemburu dengan kakak-kakak yang sudah enak hidup di kota melanjutkan kuliah. Namun akhirnya aku sadari, bahwa dengan kondisi yang tertakdir begitu aku terlahir sebagai anak ibu yang bisa cepat dalam apapun jenis pekerjaan. Walaupun dalam konsidi yang sulit, didesak kerja rumah dan tugas sekolah, di setiap akhir semester aku selalu berada diposisi puncak dikelas ku. Bahkan pernah juara umum ke dua. Bangga dan semua memberikan bukti bahwa aku adalah anak yang bisa bekerja sambil belajar.
Setamat SMA aku melanjutkan kuliah meski waktu itu aku harus kerja sambil kuliah, karena kondisi ekonomi yang sulit saat itu dimana kedua kakakku akan menyelesaikan studi kesarjaaannya. Beruntung aku bisa kuliah disalah satu PTS yang jam kuliahnya siang hari sehingga aku bisa kerja di pagi harinya.
Bekerja part time sebagai karyawan restoran, membuatku punya waktu dan memperoleh pengalaman yang banyak untuk belajar meracik bumbu dan mengolah berbagai jenis makanan kelas restoran. Aku adalah karyawan yang disukai oleh manajer karena aku bisa cepat dan tangkas dalam bekerja. Kadang disuruh untuk belanja keperluan ke pasar, membuat adonan pastry, membuat bumbu sate, bumbu gado-gado, buat kuah soto, dan kadang juga ditaruh dikasir kalo pelanggan lagi rame. Multi fungsi begitulah si uni manajer melihat sosokku. Akhirnya aku tamat sarjana dengan dengan dua ilmu yang bisa aku jadikan keahlian dalam hidup. Akhirnya akulah dia, sang guru matematika pinter masak.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar