Ishaan seorang anak yang mengidap dyslexia, ia lemah mengaitkan suara dengan simbol-simbol, kesulitan dalam membaca dan menulis, kesulitan mengikuti beberapa instruksi, lemah dalam menggunakan kemampuan motorik (kesulitan memasang kancing, mengikat sepatu, tidak bisa melempar dan menangkap bola dengan tepat, karena tidak bisa menghubungkan ukuran, jarak dan kecepatan)

Apakah Ishan tidak mempunyai kemampuan? Dan layak di asramakan dengan cara belajar yang sangat ketat, agar kemampuan pribadinya bisa dirubah?

Jawabnya: TIDAK!

Ishaan tetaplah Ishaan dengan kemampuan lahiriyahnya, sekaligus dengan sejumlah kekurangan lahiriyahnya. Orang seperti Ishaan, lebih condong pada kemampuan otak kanannya yang luar biasa, yang berhubungan dengan daya imajinatifnya. Ia punya kemampuan khusus membaca dunia yang berbeda dengan orang kebanyakan. Walaupun Ishaan tidak mampu membaca dan menulis, tapi ia pelukis yang sangat kreatif, lukisannya mampu memenangkan lomba lukis yang diikuti semua murid dan guru di sekolahnya.

Menerima Ishaan seutuhnya, dengan perhatian yang sama, bahkan perhatian yang lebih dari yang lainnya, merupakan cara tepat agar kemampuan pribadia yang meningkatnya lambat dapat teratasi.

Memarahi dan menambah frekuensi keketatan dalam belajar justru menambah runyam batinnya, karena memang dia dalam kebingungan. Bantu Ishaan dengan cinta, perhatian, dan jangan jauhkan ia dari orang-orang yang dicintainya.

Ini film lama, tayang 2007. Layak ditonton, karena syarat pesan edukatif untuk guru-guru dan semua orang tua. Selamat tadarrus ramadhan.