Lahan Persawahan Dulu dan Sekarang
Kabupaten Tangerang sebagai hinterland (pendukung) bagi Jakarta terus mengalami perkembangan. Sepengatahuan saya fokus pemanfaatan lahannya dahulu untuk kawasan pertanian.
Saat saya SD - SMA (1985-1998) lahan persawahan sejauh mata memandang. Bepergian kemanapun di wilayah Tangerang selalu menemukan sawah. Aliran Irigasi buatan zaman melanda dari sodetan sungai Cidurian membelah kabupaten Tangerang untuk mengairi areal persawahan. Belum lagi aliran sungai alamiah yang cukup banyak dan bermuara di Pantai Kronjo/Tanjung Kait/Tanjung Pasir (Laut Jawa) yang jaraknya relatif dekat.
Saya terlahir dari keluarga petani, menanam berbagai tanaman dikebun dan membantu orang tua disawah, menanam padi, memanen padi, menangkap ikan dan belut disawah, memancing disawah dan sungai. Merupakan hal biasa dilakukan. Andaikan tidak memiliki lauk pauk untuk makan tinggal menunju ke sawah atau sungai kita bisa mendapatkannya ikan atau belut untuk lauk pauk.
Saat menjelang siang hari biasanya membawa makan siang dengan lauk pauk seadanya, nasi, sambal, lalapan, sayur asem, ikan asin untuk abah. Berjalan bersama Ema (Alm) dipematang sawah, saat terpleset kaki pasti masuk lumpur sawah.
Hewan peliharaan mulai ayam, kambing, sapi, dan kerbau. Kerbau dan sapi digunakan Abah untuk membajak sawah sebelum di tanami tanaman pada yang telah disemai yang istilahnya disebut nandur. Ingin mengkonsumsi daging ayam tinggal tangkap dan potong. Apabila kekurangan biaya tinggal jual kambing atau sapi sesuai besar atau kecilnya kekurangan biaya.
Kini sudah tahun 2017, kabupaten Tangerang sudah berubah drastis. Sejak merantau kuliah di Jakarta sejak tahun 1998, lulus, bekerja, dan menikah, serta memiliki anak, akhirnya saya kembali ke tanah kelahiran sejak mendapatkan tugas di MAN 2 Tangerang.
Terasa sangat asing dengan kabupaten Tangerang, karena labeling sekarang adalah menjadi kawasan Industri yang dulunya pertanian. Di wilayah persawahan yang tersisa atau disungai sangat sulit mendapatkan ikan bahkan bisa dikatakan tidak ada. Sampah menumpuk disungai saat hujan turun dengan deras banjir tidak lagi dapat dihindari.
Lahan persawahan sudah berubah menjadi kawasan industri dan pemukiman penduduk. Dahulu masih dapat melihat pak petani pergi kesawah membawa sapi/kerbau untuk membajak kita tidak lagi dijumpai.
Tiga wilayah persawahan yaitu sadang, tarikolot, dan tastaran, tinggal tastaran yang tersisa. Tarikolot sudah menjadi komplek perumahan sedangkan sadang sudah berubah menjadi kawasan pergudangan untuk industri walaupun sampai sekarang proses pembangunannya tersendat tetapi seluruh arealnya di pagar kawat sehingga warga tidak lagi dapat memanfaatkannya untuk persawahan.
Wilayah tastaran pun mendengar kabar dari warga sudah dijual kepada pengembang. Habislah semuanya lahan persawahan untuk warga bertani. Tinggal menunggu waktu saja wilayah tastaran juga akan beralih fungsi. Andaikan masih ada yang memanfaatkan lahan persawahan di tastaran hanya buruh tani/penggarap saja karena tanahnya bukanlah milik mereka.
Perubahan yang sangat kentara pada penduduknya adalah muncul profesi baru seperti buruh pabrik, tukang ojek, antarjemput buruh pabrik, pedang, dan tukang kredit untuk para buruh pabrik. Pendatang sudah semakin banyak dan muncul berbagai kriminalitas seperti pembegalan dan berbagai pencurian.
Sebuah resiko yang harus dibayar mahal untuk perkembangan wilayah. Walaupun tujuannya untuk pembangunan wilayah supaya meningkatkan kesejahteraan penduduk ternyata dampak negatifnya tidak bisa dikesampingkan.
Semoga semua pihak menyadari selalu ada dampak negatif dari sebuah keputusan. Sehingga instansi terkait dapat mengantisipasi dan meminimalisir resiko/dampak negatif pembangunan bagi kehidupan sosial penduduk maupun lingkungan hidup.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar