Kisah Sedih Seorang Ibu
Sebut saja namanya Ibu Aminah. Beliau adalah pedagang nasi, lauk pauk, dan berbagai makanan yang dibungkus secara paketan di madrasah tempat saya bertugas. Menjelang makan siang biasanya datang sekitar pukul 11.00 Wib. Saat si ibu datang guru-guru menyemut untuk membelinya sebagai panganan makan siang.
Kemudian madrasah memiliki program baru yaitu kurasaki (kurangi samph disekitar madrasah). Dimana sampah tidak boleh dibawa masuk lingkungan madrasah. Siswa dan guru diwajibkan mengunakan tempat makan dan minum. Si ibu akhirnya tidak diperkenankan berjualan, tidak tega dengan kondisi tersebut kemudian dicarilah solusinya. Si ibu akhirnya ditawarkan bagaimana seandaikan menyediakan catering buat para guru. Akhirnya disetujui. Si Ibu membeli tempat makan khusus untuk catering para guru. Sehingga sejak dua bulan yang lalu akhirnya kami berlangganan catering kepada si ibu.
Setiap awal bulan Ibu Aminah datang ke madrasah untuk menagih uang catering untuk 1 bulan kedepan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga suasana keakraban tercipta. Biasaya hanya berkata seperlunya. Akan tetapi hari ini ada hal yang berbeda. Berawal dari pembicaraan tentang keluarga si Ibu. Ibu Aminah menceritakan kehidupan keluarganya. Saya mendengarkan dengan penuh iba sungguh begitu beratnya si Ibu menjalani hidupnya terkait kasus putranya.
Cerita si Ibu berawal dari pembicaraan masalah kondisi zaman sekarang. Dimana anak-anak muda lebih suka nongkrong secara berkelompok dibanding melakukan kegiatan positif lainnya. Anaknya si ibu juga turut serta melakukan kegiatan tersebut. Kemudian pada suatu ketika anak si ibu di bonceng temannya mengendarai sepeda motor ke suatu tempat. Pada saat diperjalanan ada razia pihak kepolisian. Ternyata setelah digeledah si pengendara motor yang membonceng anak laki-laki si ibu membawa narkoba. Kemudian diproses di kepolisian dan dibawa kejaksaan, sidang, dan kemudian menjalani hukuman.
Selama putranya menjalani kasus hukum, si ibu mendapatkan bisikan dari pihak-pihak tertentu untuk memberikan sejumlah uang dalam jumlah sangat besar untuk meringatkan sanksi hukum putranya. Harta keluarga akhirnya dijual hanya untuk meringankan hukuman putranya. Si Ibu bercerita dengan mata berkaca-kaca mau bagaimana lagi. si Ibu berkata " Sampai saat ini saya masih yakin anak saya tidak bersalah.".
Kemudian setelah menjalani hukuman putranya bebas dari penjara. Baru beberapa bulan dirumah. Kemudian melakukan hidup normal. Pada suatu ketika mendapatkan kiriman paket dari kantor pos tanpa si pengirim. Setelah paket diterima dan kemudian dibuka ternyata ganja. Rumahnya kemudian di grebek polisi dan anak lelaki si ibu kembali ditangkap polisi dan kembali menjalani proses hukum. Pada kasus kedua si ibu masih yakin bahwa anak lelakinya dijebak dan itu dibenarkan oleh putranya, kata si ibu.
Pada kasus kedua ini si Ibu sudah pasrah. Biarkan putranya menjalani proses hukumnya. Masih kata si Ibu putranya sudah menjalani 2,5 tahun hukumannya. Selama putranya menjalani proses hukum si Ibu bercerita bagaimana memberikan jatah uang ke sana dan sini. Proses menjenguk yang berbelit harus ada ini dan itu. Alasan untuk komandan. Apakah memang segelap itu dunia lapas di negeri ini. Kata si Ibu "kini saya mah ikhlas, jika anak saya menjalani hukuman mungkin itu jalan dari Allah".
Berdasarkan cerita tersebut, seorang ibu masih memperjuangkan kebebasan/kebahagiaan anaknya walaupun divonis bersalah. Benar atau tidak keterangan anaknya tetapi itu tetap fakta hukum sehingga harus menjalani hukuman. Jika memang tidak bersalah, kesalahan putranya adalah bergaul dengan teman yang tidak baik. Jika tidak bersalah harusnya terbukti pada persidangan. Putranya si Ibu benar/tidak dia berjebak pada kondisi sulit masuk kedalam perangkap narkoba/salah pergaulan. Kemudian jika tidak memesan paket yang tidak jelas pengirimnya hendaknya jangan diterima atau ditolak.
Itulah sekelumit cerita si Ibu. Kisah sedihnya membuat saya akhirnya menuliskannya. Kondisi realita zaman now. Pergaulan yang rawan pengaruh negatif narkoba, minuman keras, bahkan sek bebas. Generasi zaman now apabila tidak mendapatkan bimbingan dan arahan yang baik, tidak melakukan kegiatan positif rawan tergilas sesatnya budaya negatif perkembangan zaman. Semoga hal tersebut tidak terjadi pada diri dan keluarga kita. Aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang menyayat hati. Dunia hukum memang begitu pak, sukses selalu dan barakallah
Iya, bu saya hanya sebagai pendengar yang baik saja dan mencoba menceritakannya kembali. Terimakasih atas doanya. Ibu juga semoga sukses selalu. Barakallah juga buat ibu.