Baper adalah akronim dari bawa perasaan. Orangnya disebut baperan. Justifikasi orang tipe ini lebay dalam menanggapi masalah hidup. Masalah seolah di dramatisir, orangnya seakan-akan menderita banget.

Apa sebenarnya masalah? Masalah adalah kesenjangan antara apa yang di inginkan tetapi tidak tercapai. Kondisinya seperti itu. Tanggapan sewajarnya saja apa yang kita inginkan tidak selalu tercapai. Allah maha tahu apa yang kita butuhkan.

Tipe orang baper sepengamatan saya adalah tipe idealis akan tetapi lemah dalam mengkomunikasikan apa yang menjadi keinginannya. Sehingga beranggapan bahwa orang lain itu tidak mengerti dirinya. Kalau tidak mengerti yach sudah sekarang semuanya bagaimana saya.

Logika berpikirnya bagaimana oranglain bisa tahu apa yang kita inginkan apabila kita menyampaikannya/mengkomunikasikan dengan cara yang tepat dan pada waktunya yang pas.

Sebenarnya orang baper harus memiliki pemahaman bahwa setiap orang itu berbeda dalam menanggapi suatu persoalan. Memiliki gaya tersendiri dalam menyikapi masalah hidup. Seseorang tidak bisa memaksakan kehendak/keinginan supaya orang lain menuruti keinginan kita.

Apa yang bisa kita lakukan hanya memancing/merangsang supaya orang dapat mengikuti keinginan kita tanpa paksaan akan tetapi karena kesadaran dirinya sendiri.

Andaikan oranglain tidak melakukannya apa yang kita inginkan seolah tidak mengerti siapa kita, idealnya komunikasikan dengan baik. Andaikan tidak berhasil dikomunikasikan biarkan saja orang tersebut dengan keakuanya.

Hidup jangan baper. Apa-apa bawa perasaan. Ngambek/mutung melakukan suatu kegiatan antisosial sebagai respon dari kekecewaannya terhadap sesuatu yang tidak sesuai harapannya.

Menurut saya itu menyiksa dirinya sendiri. Mengkondisikan memperpanjang masalah, seharusnya segera menyelesaikan masalah.

Semoga siapapun kita jangan mudah baper. Saat keinginan yang tidak tercapai senyumin saja, itu buah dari ikhtiar kita. Masalah hasil akhir itu keputusan ilahi yang terbaik untuk kita.