MISTERI GUBUK TUA

TantanganGurusiana Hari ke-131

Sejak kematian Mbah Surono dua bulan yang lalu, sebuah gubuknya yang terletak di tepi jalan itu bertambah menakutkan saja. Rumput-rumput liar kini mulai tumbuh di sana sini. Orang-orang banyak bercerita tentang berbagai bentuk penampakan di gubuk tersebut. Aku tak percaya sedikitpun dengan cerita-cerita itu, sehingga setiap melewati jalan itu, aku tak merasakan hal-hal yang aneh-aneh.

Aku kayuh perlahan sepeda ontelku malam itu. Hujan gerimis tak menyurutkan semangatku untuk segera sampai di rumah. Merebahkan tubuh adalah keinginan terbesarku malam itu. Pukul setengah satu, batinku. Pusshh... tiba-tiba ban sepedaku kempis.

Mendadak hujanpun turun dengan lebatnya, sehingga memaksaku untuk segera berteduh di gubuk Mbah Surono. Karena tidak ada tempat lain selain gubuk tersebut, terpaksa aku harus berteduh di sana. Hari semakin gelap, kilat dan petirpun saling menyambar, suasana berubah semakin mencekam. Baru saja aku duduk di bangku reot di depan gubuk itu, aku dikejutkan oleh suara rintihan pilu yang menyayat hati dari dalam gubuk, bunyi suara seorang wanita yang sedang menangis. Ketika kuberanikan diri mengintipnya dari celah-celah dinding, pandangan mataku bertemu dengan tatapan matanya yang memerah, bulu kudukku pun berdiri. Ketika aku membalikkan tubuhku, sebuah benda hitam legam telah berdiri dihadapanku, tiba-tiba semuanya jadi gelap gulita.

Payakumbuh, 20 Juni 2020