Merdeka Berkarya Menuju Cita (Lomba Menulis Artikel Media Guru)
Merdeka Berkarya Menuju Cita (Lomba Menulis Artikel Media Guru)
Salah satu pondasi dasar pendidikan di negara kita yakni semboyan pendidikan yang dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Ing ngarsa sung tulada yang berarti seorang guru harus memberi contoh atau panutan. Ing madya mangun karsa yang berarti seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-menerus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk berkarya. Tut wuri handayani mengandung arti seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan kehidupan anak didiknya. Suatu ungkapan yang sarat makna. Setiap guru harus menjadi panutan di mana pun berada. Di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Segala tingkah laku dan ucapan dari seorang guru akan memberi arti dalam kehidupan keseharian. Termasuk dalam kebebasan berkarya dan berinovasi. Sesederhana apapun karya dari seorang guru akan lebih baik dari pada tidak berkarya sama sekali. Sekecil apapun perubahan positif yang dialami seorang guru akan memberi arti bagi siswa yang dihadapinya. Selain menjadi motivasi bagi siswa, juga dapat menularkan energi positif bagi rekan guru yang lain.
Kebebasan berkarya bagi guru tentu tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Perlu keberanian untuk mencoba dan memulai. Semangat yang kuat untuk maju menjadi modal bagi pengembangan diri. Semua guru bisa berkarya, berekspresi, dan berinovasi sesuai bakat, minat, dan kemampuannya.
Berbagai cara untuk mengembangkan diri dapat ditempuh. Belajar melalui pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksanakan oleh lembaga pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan maupun oleh lembaga atau organisasi lain. Terlebih di masa pendemi sekarang ini, banyak webinar dan pelatihan yang dilaksanakan secara daring atau online. Guru tinggal memilih pelatihan atau webinar apa yang ingin diikuti dalam rangka pengembangan kompetensinya.
Kemampuan guru untuk belajar dan berkarya akan sangat menentukan kualitas pendidikan anak-anak kita. Guru yang penuh semangat dalam berbuat tentu berbeda dengan yang hanya menjalani dengan “santai”. Giat yang guru lakukan berdampak bagi pengembangan kompetensi anak didik. Komitmen guru untuk terus mengembangkan diri merupakan bentuk kepedulian akan nasib bangsa kita di masa depan.
Suatu ironi jika pada saat ini guru tidak tergerak untuk maju dan berkarya. Di era milenial dan digitalisasi merajai dunia, dunia pendidikan pun beradaptasi dengan teknologi. Mau tidak mau guru harus pula berkenalan dengan teknologi. Tidak lagi berkiblat pada “tempo doeloe” di mana pelaksanaan pembelajaran biasa-biasa saja, tanpa alat modern yang membantu mengajar. Maka guru dituntut untuk membuka diri dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang.
Kemerdekaan berkarya menjadi harapan bagi para guru Indonesia. Perannya tidak lagi dibatasi hanya dalam mendidik dan mengajar saja di kelas. Tetapi lebih jauh bisa berkarya melalui berbagai kegiatan lain, misalnya tulis menulis. Guru dapat menjadi penulis berbagai jenis buku tanpa ada halangan. Tinggal memupuk nilai dan semangat dalam dirinya untuk berbuat dan berkarya “lebih” dari hanya sekedar mengajar di lingkungan sekolah.
Di balik kebebasan guru berkarya dan berinovasi, tetap harus menjunjung tinggi pendidikan karakter yang sedang diperjuangkan. Bahkan melalui karya-karya para guru, pengembangan pendidikan karakter pun diharapkan akan semakin maju. Anak didik akan menjadi generasi yang hebat dan berakhlak mulia melalui dedikasi, karya, dan inovasi para guru. Begitu pula guru semakin menjadi pribadi yang yang andal. Guru yang tak mengenal kata menyerah untuk senantiasa memikirkan nasib anak didik dan nasib bangsa di masa depan. Guru yang hebat mampu mengantarkan anak didik menjadi generasi emas, manusia Indonesia yang unggul, dan berkarakter.
Profil Penulis
Muheriani, lahir di Lawo Soppeng, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, tanggal 17 Januari 1973. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD tahun 1985, SMP tahun 1988, dan SPG tahun 1991. Melanjutkan studi Program D-2 PGSD di IKIP Ujung Pandang (sekarang UNM), lulus tahun 1993. Tahun 1995 diangkat menjadi guru di SDN 221 Buludua Kec.Marioriwawo Kab.Soppeng.
Sementara aktif sebagai guru, penulis melanjutkan S-1 jurusan Administrasi Pendidikan, selanjutnya S-1 kedua di UT dalam rangka linieritas jabatan guru (2015).
Dalam organisasi KKG, penulis pernah menjadi Sekretaris dan ketua KKG.
Penulis telah menghasilkan satu buku tunggal “Kepak Sayap sang Guru” dan tiga buku antologi: E-Learning Menyenangkan Tanpa Takut Corona, Menyemai Renjana Memendar Senjana (Kumpulan Puisi), dan Renjana di Ujung Pena (Kumpulan Puisi).
Kontak penulis dapat melalui WA 085255748040. Email [email protected].
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kreeeenn bu boss..suksesss sll
Keren tulisannya. Sukses let
Keren tulisannya,let semoga jadi pemenang
Mantab pak, semoga sukses