Muhammad yusuf al khoiri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Idul Qurban di pondok (3) menulis hari ke- 27

Idul Qurban di pondok (3) menulis hari ke- 27

Kami pun pergi ke bawah dengan tertib, tiba-tiba ada ustadz yang bernama ustadz Thufail katanya barisan kami tidak rapih, padahal kami merasa barisan sudah rapih tapi tidak mengapa. Ternyata kami tiba di pos yang pertama. Kami dihukum dengan hukuman push up, lalu ustadz Thufail tersebut mengajarkan baris-berbaris dengan benar. Beberapa menit telah berlalu, akhirnya kami selesai dari pembelajaran baris-berbaris. Kami keluar pondok menuju pos berikutnya, tetapi dengan mata tertutup sarung. Kami melewati SMP Darma Bakti, mereka mengejek kami, sehingga hatiku merasa ketakutan akan jatuh dari tebing. Di bawah tebing sudah menunggu 2 kakak kelas 5. Tugasnya adalah mecari bendera yang sudah disembunyikan. Aku hampir pasrah mencari bendera tersebut, tak lama kemudian anggota kelompokku ada yang mendapatkannya.

Sehabis memberikan bendera tersebut ke panitia yang ada di sana, kami berbaris kembali. kakak kelas pun memerintahkan untuk bersegera menuju pos berikutnya.

Dia berkata: “ Akh hitung sampai 10 kalian harus sudah tak terlihat oleh akh!”.

Setelah akh menghitung angka pertama kami berlari seperti dikejar oleh hantu. Tiba di pos berikutnya, kami berbaris dengan rapih. Bersamaan dengan itu ketua kelompok melapor ke akh yang sudah menunggu. Kami ditanya dua soal oleh 2 akh. Soal pertama kami tidak bisa menjawabnya ketika soal ke 2 baru kelompokku bisa menjawabnya. Setelah pertanyaan sudah habis akh Hammad menyuruh memejamkan mata dan dia memberikan nasehat dengan posisi istirahat di tempat. Diam-diam dia menaruh benda bulat dan besar rasanya seperti kotoran hewan. Akh Hammad menasehati kami dengan memberi amanat. Katanya amanat harus dijalankan harus begini begitu bla.....bla.....bla..... sehabis memberi nasehat kami disuruh menuju pos selanjutnya, ketika berjalan menuju pos selanjutnya jangan dibuang barang yang sudah diberikan tadi. Kami berjalan seperti biasa menuju pos selanjutnya dengan terjijik-jijik melihat kotoran yang ada ditangan.

Sesampai di pos selanjutnya kami ditugaskan mengusap kotoran yang sedang dibawa ke muka. Dengan syarat tidak ada yang membuang kotoran tersebut ke tanah semua kotoran tersebut harus habis. Aku mengusapkannya tapi dengan kuat agar separuh kotoran jatuh dikit demi sedikit agar tidak diketahui oleh akh yang menjaga pos. Dia pun memberi aba-aba selesai, saat itu kami merasa kulit kami lengket sekali. Setelah diizinkan untuk pergi ke pos selanjutnya. Kami melewati jalan hutan yang makin lama makin dalam menuju hutan. Kami melewati sungai dan jalan maju sampai mentok karena kami tidak melihat akh sama sekali.

Tiba-tiba ada yang teriak dan mengatakan: “ Kalian mau kemana? Posnya ada disini. Turun cepat ke sungai. Akh mau lihat kalian sudah turun dalam hitungan 10!”.

Kami pun bergegas menuruni sungai dan berbaris dengan rapi dalam keadaan basah kuyub.

(bersambung)

# stay at home

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post