PENGORBANAN YANG SALING MENGORBANKAN
PENGORBANAN YANG SALING MENGORBANKAN
*(Pentigraf -11)*
*Oleh: Sultan Chemistry*
Malam itu, angin dingin menelusup melalui celah-celah dinding rumah kayu. Rina duduk di samping ibunya yang terbaring lemah di atas dipan reyot. Tangannya sibuk mengompres dahi sang ibu yang panas. Sejak ayahnya meninggal, penyakit ibunya semakin parah. Biaya pengobatan tak pernah cukup, apalagi hanya mengandalkan upah buruh cuci yang tak seberapa.
Rina yang masih duduk di bangku SMA akhirnya mengambil keputusan besar: berhenti sekolah. Hatinya berat, tapi ia tak punya pilihan. Sejak itu, Rina bekerja serabutan—mencuci, mengupas bawang di Pasar Sentral Bulukumba, hingga menjadi kuli angkut. Tiap sen yang ia dapat langsung ia belikan obat dan makanan untuk ibunya. Namun, dunia memang kejam. Suatu hari, tubuhnya roboh di tengah jalan karena kelelahan. Ia terbaring di rumah, ibunya menangis di sampingnya.
"Kamu harus sekolah, Nak…" suara ibunya lirih. Tapi Rina hanya tersenyum samar. Ia tahu, keputusan ini tak bisa diubah. Tiba-tiba, ibunya merogoh bantal dan mengeluarkan amplop tebal berisi uang untuk anaknya. Rina terperanjat. Air matanya jatuh, bercampur dengan keputusasaan. Ia telah berhenti sekolah demi ibunya, sedangkan ibunya telah mengorbankan segalanya demi sekolahnya.
Butta Panrita Lopi, 12 Maret 2025
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah sudah update status hari ini