ORKESTRA LUKA NEGERI
Orkestra Luka Negeri
Langit kita mendung,
bukan karena hujan,
tapi tangis yang tak terdengar
dari mulut-mulut yang disumpal perut kosong.
Lihat!
Di meja panjang mereka berpesta,
garpu dan pisau bersilangan,
memotong keringat rakyat
tanpa merasa bersalah.
Jalanan penuh kaki telanjang
berlomba dengan aspal panas,
sementara istana megah
membangun pagar lebih tinggi—
tak ada yang boleh masuk kecuali mereka
yang sudah kenyang dengan dusta.
Bapak-bapak berbaju rapih
bicara tentang kesejahteraan
di layar kaca,
tapi di sudut kota
ada anak kecil,
memeluk lutut,
menanti mimpi yang tak kunjung lahir.
Negeri ini orkestra luka
di mana biola kemiskinan menangis,
seruling keadilan nyaris bisu,
dan gendang kejujuran
pecah di tangan pencuri berkedok pejabat.
Sampai kapan kita jadi nada
sumbang
di simfoni ketidakadilan?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar