Diagnosis Cinta

Kau adalah miokardium di jantung rinduku,

Berdebar dalam ritme sinus penuh candu,

Mengarungi vena kenangan menuju kalbu,

Mengalirkan kasih tanpa iskemia pilu.

Aku tanpa stetoskop di tangan,

Namun dapat kudengar sistol rindumu bergetar,

Menyusup dalam kapiler ingatan,

Menciptakan luka yang hemofili tak mampu hambar.

Kau dopamin yang candu dalam pikiranku,

Serotonin yang menjernihkan kesunyian,

Namun terkadang bagai toksin yang membelenggu,

Meracuni aku dengan hipoksia harapan.

Andai kau tahu, kasih,

Hatiku ini imunodefisiensi di hadapan tatapanmu,

Tak ada antibodi untuk melawan pesonamu,

Kau satu-satunya transplantasi yang diinginku.

Maka biarkan aku merawat hatimu,

Menjahit luka dengan sutura kasih,

Mengobati rindu dengan anestesi raga,

Agar tak ada lagi nekrosis dalam cinta kita.

— Muhammad Sultan