Di mana tanah kami
Nama kami membumi
Jumlah kami penuh sesak
Ketika pemodal telah membeli
Hutan kami pun tergasak
Hutan tak bertuan terlindungi
Terlarang dari tangan pribumi
Saat aparat telah terbeli
Semua dapat dinegosiasi
Kala jelata mengais rejeki
Mengharap lahan sejengkal tak berarti
Hukum yang terdepan menghakimi
Agar jelata tak mengulangi
Di kota kami terasingkan
Oleh deru debu sang kapitalis
Di desa kami coba alihkan
Tetap saja dihadapkan dengan teralis
Kami harapkan hutan kami
Untuk dapat kami tanami
Tapi tuan tak pernah mau berbagi
Semua telah dimiliki
Wahai penguasa yang kami cintai
Berilah kami lahan untuk kami huni
Jangan cegah dengan hukum yang membantai
Kedepankan nurani sebagai pemimpin yang mumpuni
Lihatlah kini kepemilikan tanah negeri
Jutaan hektar telah terbeli si kaya
Mana lagi yang bisa kami beri
Untuk anak cucu kami nantinya
Saat rakyat memegang recehan
Berebut tanah sejengkal di emperan hutan
Si kaya mencegah dengan segala tuduhan
Melalui tangan oknum bermataduitan
Malu kami
Sama anak cucu kami
Saat mereka mencari
Dimana tanah kami
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar