Muhammad Robby Saputra, S.E.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Asal Usul Goa Batu Anyir

Alkisah pada zaman dahulu kala hiduplah dengan damai dan tentram satu keluarga di sebuah pulau kecil di Selatan Pulau Bangka. Keluarga itu terdiri Ayah, ibu dan 2 orang anak mereka yang beranjak dewasa. Sang anak bernama Mantoh dan Kandis, keduanya anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tua mereka.

Mantoh tumbuh menjadi lelaki yang kekar dan kuat, sedangkan sang adik Kandis cendrung lemah dan sering sakit-sakitan. Perbedaan keduanya tidaklah menjadikan perbedaan perlakuan dari kedua orang tua mereka, keduanya sama-sama diperlakukan tanpa mengistimewakan salah satu diantara mereka.

Mantoh tampil lebih percaya diri, dan sering kali menyelesaikan tugas atau permintaan orang tua nya terlebih dahulu. Sering kali pula dia merasa dia lebih baik dan terlihat membanggakan dirinya sendiri di hadapan sang adik. Sang adik, tetap bersabar dan bersyukur dengan apapun yang terjadi.

Suatu ketika, kedua orang tua mereka yang semakin renta meminta kepada mereka berdua agar membuatkan sebuah perahu. Mantoh yang biasa melaksanakan tugas dengan cepat sendiri, enggan membuat bersama sang adik. Sehingga Mantoh lalu pergi ke hutan sendirian meninggalkan sang adik berusaha mengikutinya.

Mantoh mengumpulkan kayu dan rotan sendiri lalu membuat sendiri perahu dan membawanya ke pantai, sedangkan Kandis yang selalu mengikutinya dilarang membantu. Kandis pun akhirnya membuat sendiri dari bekas bahan yang ada di pantai. Setelah berhasil membuat perahu, Mantoh segera mempersembahkan perahu yang besar kepada orangtuanya. Kandis pun akhirnya berhasil membuat perahu yang kecil.

Orang tua mereka minta agar mereka harus menyeberang pulau bersama dalam sebuah perahu, sehingga harus memilih. Pilihan mereka akhirnya justru pada perahu hasil karya Kandis sang adik, meski kecil namun sangat detil dan terlihat lebih nyaman. Mantoh yang kecewa tidak mau ikut dalam perahu adiknya, dia lebih memilih masuk perahu buatannya sendiri. Dia kecewa dan malu sehingga dia meninggalkan mereka semua sambil menabrakkan perahu sang adik.

Orang tua mereka sangat terpukul sembari menyumpah Mantoh,

“janganlah kau berharap dapat melaut, biarlah cukup kau mencium bau anyirnya”

Seketika ombak menggulung dan membawa perahunya ke tengah daratan tinggi di Pulau Bangka, perahunya akhirnya membatu dan menyebarkan bau anyir. Perahunya membentuk goa yang berbau anyir, sehingga dinamakan Goa Batu Anyir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post