SODAQAH
Para ulama sering menyebut Ramadhan sebagai bulan sodaqah - al-syaru-sodaqah. Bulan dianjurkan banyak bersodaqah. Dalam Al-Quran banyak ayat yang menganjurkan bersodaqah atau berinfaq. Ajuran bersodaqah merupakan anjuran ibadah yang memiliki konsekuensi dan manfa’at bagi manusia. Dan sodaqah yang terbaik adalah menginfaqkan atau bersodaqah dengan harta terbaik dan yang kita cintai.
Kamu belum berbuat baik sebelum kamu menginfaqkan apa yang kamu cintai ( Qs.Ali Imran ; 92 ). Ketika seorang sohabat Nabi mengalami kegelisahan, sohabat itu bernama Abu Tholhah. Ia sibuk memikirkan hartanya yang paling ia cintai. Ia ingat bahwa ia sangat mencintai kebun miliknya yang terletak di samping masjid Nabi saw. Ia sering melihat Nabi berbaring di kebun tersebut sebelum pergi ke Masjid. Ia kemudian datang menemui Rasulullah saw, dan berkata, “Ya Rasulullah , tak ada harta yang paling saya cintai selain kebun disamping Masjid ini. Sekarang saya infaqkan kebun ini dijalan Allah swt, setelah saya mendengar ayat 92 Surat Ali Imran.”
Ayat yang kita kemukakan diatas, bertujuan untuk membangun manusia-manusia yang sholeh atau baik. Orang-orang yang baik tidak cukup hanya dengan sholat, puasa dan ibadah ritual lainnya, tetapi harus dibarengi dengan menginfakan atau mensodaqahkan sebagian harta yang dicintai. Berinfaq atau bersodaqah merupakan jalan penghitmatan yang utama. Dalam pandangan islam berhitmat sering disebut dengan jihat. Sebab itu islam memerintahkan berjihat tidak hanya dengan turun kemedan perang tetapi berjihat dengan jiwa dan harta ( biamwalikum wa anfusikum ) Sebagaimana dalam Qs. At-Taubah ayat 41 : “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Sodaqah adalah salah satu jihat dengan harta. Ia akan mendatangkan faedah yang banyak untuk kebaikan manusia. Bahkan menurut Ibnu Katsir, ketika menafsirkan Qs. Muhammad ayat : 36-37 menyebutkan bahwa sesungguhnya Allah swt tahu bahwa kalau kau mengeluarkan rezekimu, pada saat yang sama kau mengeluarkan penyakit-penyakit bathinmu, diantaranya kedengkian, iri hati, egoisme, dan mementingkan diri sendiri. Dengan kebiasaan mengeluarkan harta atau sodaqah, akan keluar juga kedengkian dalam hatimu.
Para ahli psikotrapi berpendapat bahwa banyak sekali gangguan jiwa, seperti kegelisahan, keresahan dan stres berkepanjangan, yang bemula dari perbuatan kita yang selalu mementingkan diri sendiri, meghendaki orang lain berperilaku seperti yang kita kehendaki, dan menginginkan dunia berjalan seperti yang kita atur. Kita menjadi sangat menderita bila sesuatu yang kita inginkan itu tidak terjadi. Yang selalu kita fikirkan adalah keingingan-keinginan ego kita.
Untuk menghilangkan ego, kita harus melakukan latihan-latihan. Diantara latihan itu adalah mengeluarkan harta atau sodaqah. Kita harus belajar menaklukan keinginan-keinginan kita dengan mengeluarkan harta yang kita cintai.
Suatu hari rasulullah saw, pernah bercerita tentang orang-orang yang telah mencapai derajat yang tinggi. Sekranya salah seorang diantara mereka meninggal dunia, Allah swt akan menggantikannya dengan orang yang sama seperti mereka. Menurut Rasulullah saw, karena orang-orang inilah, Allah menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, menghidupkan dan mematikan, serta membuat sehat dan sakit. Kalau mereka datang di suatu tempat, Allah akan selamatkan tempat itu dari tujuh puluh bencan. Setelah itu Rasulullah saw, bertanya kepada para sohabat. “Tahukah kalian bagaimana mereka mencapai derajat yang setinggi itu?”Mereka mencapainya bukan karena banyaknya sholat dan haji, mereka mencapai derajat itu karena dua hal. Pertama, al-sakhawah ( kedermawanan ) dan kedua, karena al-nashihah lil-muslimin ( hatinya bersih dan tulus kepada sesama muslim). Dua hal inilah yang mengantarkan orang kepada tingkat yang lebih tinggi.
Kedermawanan dan kebersihan hati memiliki keterkaitan. Karena orang yang dermawan memiliki hati yang lapang dalam menyikapi nikmat Allah swt. Hatinya menjadi tempat penyimpanan kekayaan langit dan bumi, sebab itu orang itu disebut dengan kaya yang sebenarnya, laisal ghina ghinannfsa.
Sodaqah adalah aktivitas memberi yang mempengaruhi jiwa orang yang melakukan. Orang yang selalu bersodaqah akan menyebabkan sifat-sifat bathiniyah dan kelembutan hati semakin merasakan nikmat yang dianugerahkan Allah swt. Semakin sering bersodaqah semakin banyak kita merasakan nikmat Allah swt. Sebaliknya semakin bahkil kita maka semakin merasakan sedikitnya nikmat Allah swt, dan semakin sempit perasaan jiwa sehingga jauh dari kebahagiaan.
Orang-orang yang senantiasa bersodaqah akan merasakan hidup bermakna dan bahagia. Kenapa ? Sebab mereka telah menjadi perbendaharaan nikmat Allah swt sehingga mereka adalah orang kaya yang sesungguhnya. Mereka adalah orang-orang yang jiwanya tercerahkan dan terpenuhi oleh rasa syukur sehingga kebahagiaan hidupnya diraih dengan banyak memberi atau bersodaqah, sekalipun pemberian itu tidak selalu dalam bentuk materi. Menurut Prof. DR. Komaruddin Hidayat ( 2006 ) peribadi seperti itu disebut sebagai giving oriented personality atau abundant personality, yaitu peribadi yang melimpah.
Dengan demikian, sikap dan kepribadian yang berorientasi hidup untuk senantiasa bersodaqah atau memberi, merupakan sumber kebahagiaan dan puncak prestasi kehidupan. Allah swt membenci orang-orang yang bakhil dan suka menumpuk harta kekayaan. Dalam al-Quran surat Al-Humazah, Allah swt memperingatkan, mereka yang sengaja menumpuk kekayaannya, lalu sibuk menghitung-hitungnya, dan mengira bahwa kekayaannya itu akan membuat dirinya hidup abadi, sungguh orang tersebut berada dalam kesesatan dan kerugian. Oleh sebab itu janganlah silau dan kagum dengan orang kaya, tetapi pelit. Tetapi kagumlah kepada orang kaya yang pemurah dan suka bersodaqah.
Nah, ditengah-tengah kita sedang melaksanakan puasa Ramadhan, sambil menikmati kehidupan yang fana ini, kita melakukan instrifeksi diri untuk lebih rendah hati melihat dunia disekeliling kita. Sembari bertanya di dalam lubuk hati yang paling dalam sudahkah kita menjadi orang-orang yang sehat dan bahagia dengan harta yang kita miliki ? Sehingga kita mampu menangkap dan peka terhadap penderitaan orang lain di sekitar kita. Disinilah relevansinya mengapa manusia dihimbau untuk senantiasa bersedeqah karena sedaqah menjadi pembbersih dan menentramkan hati dalam kehidupan kita.
Jika hati kita tak pernah bergetar ketika melihat kepedihan hidup dan jeritan kesulitan orang lain, maka segeralah memperbaharuinya dengan sikap hidup yang senantiasa bersedekah. Dalam sodaqah terdapat berkah dan hidayah yang menumbuhkan hati yang selalu bersyukur.
Hati yang menyimpan bongkahan kotoran akibat takabbur dengan harta kekayaan membuat jiwa kita sulit menerima kebenaran. Sebab, kebenaran hanya bisa diperoleh melalui hati yang bersih. Hati yang bersih akan mudah tergetar terhadap jeritan kepahitan hidup orang lain.
Selain itu, sodaqah mengantarkan seseorang dengan mudah masuk surga dan bahkan apa yang disedekahkan itu akan diganti kembali dengan yang labih baik di Surga. Sebagaimana dikisahkan di Zaman Rasulullah saw, masih hidup dengan peristiwa sebatang pohon kurma bersejarah.
Di Madinah tumbuh sebuah pohon Qurma milik orang kaya tetapi pohonnya condong ke rumah orang miskin yang banyak anaknya. Sekali-kali pemilik pohon qurma memetik buah kurna itu dan sebagian jatuh ke halaman si miskin. Anak-anaknya yang lapar memungutnya lalu memaknnya. Menyaksikan hal itu, pemilik pohon qurma itu bergegas turun memungut butir qurma yang masih dipegang anak miskin itu dan bahkan qurma yang sedang dimakan, ia masukkan jari-jarinya ke mulut mereka untuk mengambil dan menyelamatkan butir-butir qurma tersebut.
Orang miskin tersebut datang mengadukan kepada Rasulullah saw. Nabi saw segera menemui pemilik qurma, lalu berkata ; “Berikan kepadaku pohon qurma yang condong kerumah simiskin itu, nanti Allah swt akan mengganti dengan sebuah pohon qurma di surga, “bujuk Nabi saw. Pemilik qurma berkata; “Aku memiliki banyak pohon qurma, tetapi pohon yang satu ini mempunyi buah yang menakjubkanku dan sangat saya cintai”. Setelah itu ia pergi, Abu Darda seorang sohabat nabi saw, mendengar peristiwa tersebut. Lalu ia datang kepada Rasulullah saw, dan berkata ,” Ya Rasulullah saw, sekiranya aku mengambil pohon qurma itu dan memberikannya kepada orang miskin tersebut, apakah Allah swt juga memberikan kepadaku pohon qurma di surga ?”Rasulullah menganggukan kepalanya dan berkata ya tentu hai Abu Dahdah”.
Keesokan harinya Abu Dahdah mendatangi pemilik pohon qurma. Setelah berunding dengan alot, pemilik pohon qurma bersedia memberikan kepada Abu Dahdah dengan menganti dengan empat puluh batang qurma. Dengan hati gembira Abu Dahdah menemui Nabi saw, “Ya Rasulullah, pohon qurma itu sekarang milikmu, aku sudah membelinya.” Nabi kemudian menyerahkan pohon itu kepada orang miskin dan keluarganya. Alangkah gembiranya si miskin itu dan yang paling bahagia adalah Abu Dahdah yang telah menanam qurma di surga.
Hari itu turunlah surat Al-Layl ayat 5-11. Allah swt memuji Abu Dahdah dan mengecam pemilik qurma yang bakhil dan rakus. Tentang Abu Dahda turun ayat :” Sebab itu siapa yang memberi dan bertaqwa. Dan percaya akan berita gembira. Kami akan memudahkan kepadanya jalan kemudahan ( Al-layl ; 5-7 ). Tentang pemilik qurma turun ayat ; “Tetapi orang-orang yang kikir dan merasa serba ada. Dan mendustakan berita gembira. Kami akan memudahkan kepadanya jalan kesulitan. Kekayaannya tiada bergina, ketika ia jatuh dalam bencana ( Al-Layl 8-11 ).
Dalam tafsir Ibnu Katsir, ia menjelaskan, Kemudian Allah memperingatkan dia ( si kaya ) dan orang-orang seperti dia dengan api neraka yang menyala-nyala. Dia menutup surat Al-Layl dengan memuji Abu Dahdah, “Akan menjauhi neraka itu orang yang taqwa. Yang memberikan hartanya untuk membersihkan jiwa. Tidaklah seorang memberikan nikmat yang ada padanya, kecuali karena ia mengharap ridha Allah swt. Sungguh ia akan bahagia”. ( Al-Dur al-Mansur 8 : 533 ).
Dengan bersodaqah, bearti kita telah mempersiapkan kebahagiaan di surga sebagaimana halnya Abu Dahdah. Akhirnya kita berharap, di bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini Allah membuka hati kita untuk senantiasa bersodaqah. Apalagi di tengah-tengah negeri kita yang sedang banyak dilanda musibah dan cobaan, tentu banyak saudara-saudara kita yang terhimpit kesulitan dan kepahitan hidup yang sedang menunggu uluran tangan kita. Semoga Allah swt mengampuni dosa-dosa kita . Amin. []
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar