Muhammad Mutatohirin

Penulis dan Guru SDIT Muhammadiyah Bandarlampung...

Selengkapnya
Navigasi Web
Konsep Sikap Ketika Memberi dan Menerima

Konsep Sikap Ketika Memberi dan Menerima

Bismillah wal hamdulillah, as-sholaatu wa salaamu'ala rasulillah. Setiap kita pasti pernah mengalami suatu keadaan terkadang kita berbagi dengan orang lain, atau di kesempatan yang lain kita menerima pemberian dari orang lain. Karena begitulah kehidupan bergulir datang silih berganti.

Terkadang ketika kita di jalan ada kendaraan lain yang mau menyebrang atau berbelok, kita harus berlapang hati memberikan kesempatan dan kelonggaran. Karena suatu waktu kita juga berada di posisi yang sama.

Bagaimana sikap kita ketika berada diposisi pemberi atau penerima, apakah sama? Al-Qur'an mengajarkan kepada kita ketika berada dalam posisi pemberi kita harus memberi dengan ikhlas hanya mengharap ridha Allah Subhanahu wa ta'ala. Tidak mengharapkan imbalan apapun meskipun berupa ucapan terimakasih. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

{ إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا }

(Sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu. (Surah Al -Insan ayat 9)

Syaikh Abdurrahman As-Sa'di menjelaskan dalam kitab Tafsirnya,

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya,” yakni, pada saat mereka menyukai harta dan makanan, tapi mereka lebih mementingkan kecintaan terhadap Allah daripada kecintaan terhadap diri sendiri, (maka mereka menginfaknnya). Dalam memberi makan, mereka selektif untuk memberikannya pada orang yang paling memerlukan, “kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan,” maksud mereka memberi makanan dan infak adalah demi mencari ridha Allah semata. Dengan bahasa kondisi seakan mereka menyatakan, “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih,” yakni, tidak mengharapkan balasan materi atau sanjungan. “Sesungguhnya kami takut akan (azab) Rabb kami pada suatu hari yang ( di hari itu) orang-orang bermuka masam, penuh kesulitan,” yakni sangat menyulitkan, amat buruk, dan sempit.

Itulah sikap ketika kita memberi benar-benar mengikhlaskan niat mengharapkan pahala dan ridha Allah Subhanahu wa ta'ala. Beda lagi ketika kita menerima pemberian dari orang lain, maka sikap kita adalah berbahagia dengan pemberiannya dan mengucapkan jazakallahu khoiiran atau terimakasih.

Sekecil apapun pemberian atau perbuatan baik orang lain kepada kita, kita harus menghargainya. Karena tidak bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala orang yang tidak bersyukur (berterimakasih) kepada manusia.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Catatan, ketika kita memberi kepada anak, atau peserta didik, kemudian kita ajarkan mereka untuk berterima kasih kepada kita, itu tidaklah mengapa untuk mengajarkan dan menanamkan pada diri anak cara menghargai pemberian atau kebaikan dari orang lain. Agar mereka terbiasa menghargai pemberian dan kebaikan dari orang lain.

Marilah kita terus perbaiki diri, karena orang yang beruntung adalah yang terus mengoreksi kekurangan dirinya dan memperbaikinya. Berbuat yang terbaik sebagai bekal untuk kehidupan yang tiada lagi kematian setelahnya, yakni negeri akhirat.

{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ }

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Surah Al -Hasyr ayat 18)

Semoga kita bisa menempatkan diri dengan baik ketika memberi atau menerima. Barakallahu fiikum

Referensi : https://tafsirweb.com/11737-surat-al-insan-ayat-9.html

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post