MUHAMAD FATHUL AZIZ, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pengantin Baru

#TantanganGurusiana

#TantanganHarike-29

#KategoriCerpen

29

Pengantin Baru

Hari ini tepat sebulan Wulan dan Ridho menikah. Sebelumnya setiap kali mereka papasan dengan orang kampung, selalu ada yang mengatakan cie, cie, pengantin baru. Sekarang sudah tidak lagi. Tapi mereka masih saja merasa kikuk. Belum terbiasa satu sama lain.

Ridho masih sungkan meminta Wulan menyeduhkan kopi untuknya. Wulan pun begitu, malu untuk menawarkan. Jadilah rumah tangga pasangan baru itu rumah tangga yang diam-diaman. Padahal sebelum menikah, mereka adalah teman karib. Biasa saling bertukar cerita. Saling menceritakan masalah dan memberi solusi.

Ridho sebenarnya ingin membuat suasana menjadi hangat dan cair. Dibelikannya sang istri martabak spesial kesukaannya. Ia berharap istrinya akan senang dan makan dengan lahap seperti sebelumnya saat mereka masih bersahabat. Ia pesan martabak yang benar-benar spesial dengan porsi yang paling jumbo. Saat sampai di rumah dan memberikan pada Wulan, ternyata istrinya itu sedang tidak nafsu makan. jadilah ia makan sendiri martabak itu dengan perasaan kecewa.

Di hari lain, Ridho membelikan istrinya tas. Ia yakin itu akan menjadi tas kesayangan istrinya. Maka dengan dada berdebar membayangkan respon sang istri, ia mengucap salam dan membuka pintu. Saat Ridho menunjukkan tas yang ia beli, Wulan hanya tersenyum tipis dan mengucap terima kasih. Tidak ada kecupan apalagi pelukan seperti yang Ridho bayangkan. Sungguh jauh dari apa yang ia harapkan.

Maka sebelum tidur Ridho memikirkan sikapnya. Ia khawatir kalau istrinya bersikap dingin karena kesalahannya. Ia mengingat-mengingat kalau-kalau Ia pernah bertindak keliru. Ah, rasanya tidak ada yang salah dengan dirinya. Tapi mengapa istrinya bersikap begitu. Ia tak mengerti. Lama Ia mengingat-ingat lagi sampai akhirnya terlelap.

Tengah malam Wulan membangunkan suaminya. Agak segan sebenarnya. Tapi keinginannya sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Kak, bangun, Kak!" Pintanya dengan sungkan. Yang dibangunkan tak bergeming.

"Kak, bangun!" Pintanya lagi dengan suara yang lebih keras. Kali ini dengan menggoyang-goyang badan suaminya.

Putera Pak Aziz itu tak bangun-bangun juga. Sepertinya Ia terlalu lelah bekerja. Membantu Bapaknya mengontrol borongan bangunan. Atau barangkali Ia terlalu memikirkan sikap istrinya yang dingin sampai tertidur lelap begitu. Atau mungkin juga hawa Ramadhan yanh membuat tidurnya demikian nyenyak.

"Kak. Kak!" Wulan tak berhenti menggoyang-goyang tubuh suaminya. Semakin kencang. Keinginannya jauh lebih penting untuk diungkapkan ketimbang rasa sungkannya.

"Kaaak! Banguuun, Kaaak!" Ia berteriak di kuping suaminya. Tangannya mencubit paha mantan sahabat karibnyan itu. Akhirnya Ridho tergagap, "Aduh. Ya. Ya. Ada apa? Ada apa?"

"Aku ngidam jamur tiram. Belikan sekarang!"

Senggigi, 20 April 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cie...cie pengantin baru, salam literasi, semoga sehat selalu

20 Apr
Balas

Hehehe... Aamiin. Terima kasih banyaaak atas doanya, Bu. Salam Literasi.

21 Apr

samawa pengantin baru.keren sukses selalu pak

20 Apr
Balas



search

New Post