Mudliatun Nachiyah, M.Pd.

Seorang ibu dengan 4 anak yang 'refreshing'nya adalah membaca, yang suka diajak keliling dunia (gratis), dan masih berkeinginan belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
 Ramadan Tanpa Ayah

Ramadan Tanpa Ayah

Dua puluh satu hari menjelang Ramadan, ayah Icad harus kembali ke haribaan Ilahi. Bocah kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) itu tak kuasa membendung tangisnya. Kini dialah laki- laki terbesar di rumah ini. Ibu, kak Erni, dik Devi dan dik Rizqi pun harus ihlas menerima kepergian ayah yang sempat koma selama 5 hari. Icad tahu, dirinya cengeng. Namun, di depan orang- orang yang dicintainya ia harus tegar.

Dua hari menjelang kematian ayah, ibu Icad seolah merasakan hari- hari terakhir ayah. Semua saudara dan teman- teman ayah dimintai doa dan permohonan maaf melalui pesan Whatsapp. Ibu, Kak Erni, Icad dan dik Devi pun bergantian menjaga ayah dengan membacakan doa dan Q.S.Yaasiin. Hanya dik Rizqi (4 tahun) yang belum bisa baca AlQuran.

Ayat- ayat Al Qur'an pun berkumandang di kamar ayah. Saat Icad mengaji, ia melihat air mata menetes dari mata ayah. Meskipun ayah sudah tidak mampu membuka mata beberapa hari karena komplikasi paru- paru dan liver yang dideritanya dan dalam keadaan koma, ayah masih mendengar. Ibu berulang kali meminta maaf pada ayah, dan mengajak anak- anaknya juga. Ayah kembali menitikkan air mata, dan ibu pun mengusap pipinya. Icad tak kuasa menahan tangis.

Sehari sebelum ayah Icad wafat, datang Pak Haji teman ayah. Kira- kira hampir 3 tahun ayah mengenal Pak Haji. Ayah Icad seorang driver freelance yang kadang mengantar Pak Haji ke luar kota bila beliau membutuhkan. Kedatangan Pak Haji dan istrinya disambut ibu Icad. Mereka tahu ayah Icad sakit dari pesan Whatsapp yang dikirim ibu kemarin sore.

Pak Haji dan istrinya pun berdoa di dekat telinga ayah. Kemudian Pak Haji memanggil anak- anak ayah. Ibu pun mengenalkan Kak Erni yang akan lulus Madrasah Aliyah tahun ini. Kemudian Icad, dik Devi dan dik Rizqi juga mendekat menyalami Pak Haji dan istrinya.

Meskipun ibu baru satu kali bertemu Pak Haji dan istrinya saat lebaran tahun lalu, ibu tahu Pak Haji sudah akrab dengan ayah Icad. Ayah Icad memang ringan tangan. Perjalanan satu jam ke rumah Pak Haji selalu ditempuhnya dengan senang hati kapan pun Pak Haji meneleponnya. Ayah Icad pun biasanya menghubungi Pak Haji bila membutuhkan bantuan.

Saat semua sudah berkumpul, Pak Haji berkata pada ibu, "Ibu, bapak dalam kondisi sakit. Beliau tentu tidak sempat memikirkan pendidikan Icad setelah lulus MI". Pak Haji pun berkata di dekat telinga ayah bahwa Icad menjadi tanggungjawabnya. Ibu memandang Icad meminta persetujuan. Meskipun berat hati akan meninggalkan ibu, Icad sadar tentang masa depannya. Icad pun mengangguk yakin. Pak Haji dan istrinya pun pamit sambil tak lupa menasehatkan kesabaran pada ibu.

Esoknya, taqdir tak dapat ditolak. Ajal ayah datang menjemput. Innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji'uun, Ayah Icad tersenyum damai. Keluarga berduka. Icad pun terus menerus melelehkan air mata. Ia memang gampang nangis sejak lama. Kata ibu, Icad memang berempati tinggi.

Doa- doa terus mengalir untuk ayah Icad. Teman- teman ayah pun bertakziyah. Tujuh hari tujuh malam tetangga dan handai taulan tahlilan. Mereka mengingat kematian dengan melangitkan doa keselamatan bagi yang meninggal dan yang ditinggal. Semua sadar, kehidupan dunia tidaklah kekal.

Hari ini, Ramadan datang. Ujian Akhir Sekolah sudah diselesaikan. Pak Haji menjemput Icad untuk beraktifitas Ramadan di rumah Pak Haji sebelum mendaftar di sekolah lanjutan. Kemarin Icad sudah berpamitan pada eyang dan handai taulan. Tak lupa ia pun bersimpuh di makam ayah, berdoa memohonkan ampunan. Ibu, kakak dan adiknya pun merelakan kepergian Icad ke rumah Pak Haji. Akhir Ramadan nanti Icad akan pulang ke rumah lagi saat 40 hari kematian ayah. Icad pun ihlas, Ramadan tahun ini tanpa ayah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga almarhum husnul khotimah, Bunda

16 Apr
Balas

Yang sabar ya bunda, semoga almarhum Husnul khatimah.salm sukses selalu Bunda

16 Apr
Balas



search

New Post